Ellena langsung meraih ponsel itu dan berlalu dari hadapan Lucas, lalu duduk di sofa maroon yang berada di dekat jendela kamar.
Sementara itu, Lucas hanya menatapnya dengan mulut yang sedikit terbuka, seolah-olah merasa heran.
'Bagaimana bisa dia sesantai itu, setelah berani membuatku nyaris hilang kewarasan,' gerutu Lucas dalam hati.
Dia kemudian menunduk, menatap kembali benda pusaka miliknya yang terasa makin menegang di dalam sana. Lagi-lagi dia gagal menuntaskan hasrat yang sudah sejak tadi berusaha dia tahan.
Senyuman Ellena merekah. Terlihat jelas raut bahagia di wajahnya saat mendapati nama sang adik pada layar ponsel. Sosok yang sejak lama ini sangat dia rindukan.
Secepat kilat, Ellena menempelkan benda pipih itu ke telinga, setelah menggeser ikon berwarna hijau pada layar ponsel tersebut, sebagai pertanda bahwa dia menerima telepon dari Martin.
"Hallo, Martin?" Ellena menyapa dengan begitu antusias dan ekspresi semringah.