Lucas berjalan dengan napas tersengal-sengal menuju ke arah Ellena. Dengan perlahan dan pasti, kakinya terus terayun tanpa melepaskan pandangan dari arah wanita yang selama ini sangat dia rindukan.
"Lu-Lucas?" lirih Ellena dengan bibir dan kaki yang sedikit bergetar. Tampak matanya sudah berkaca-kaca menatap Lucas yang kini tengah berdiri beberapa meter darinya.
Ellena masih tidak percaya dengan penglihatannya. Bahkan, kemarin dia hanya bisa membayangkan sosok Lucas, tetapi sekarang pria itu justru berada di depan mata dan berjalan ke arahnya. Sungguh ini seperti mimpi baginya. Seketika tangannya bergerak mencubit paha dan berhasil membuat dia meringis sakit.
'Tidak. Ini bukan mimpi. Itu benar-benar Lucas. Terima kasih, Tuhan. Engkau telah mempertemukanmu lagi dengan suamiku,' bisik Ellena dalam hati.
