Angin dingin yang berembus setelah hujan membuat lensa kacamatanya mudah sekali berembun. Saat ia sedang menaiki tangga, ia segera membersihkan kedua lensa kacamatanya itu dengan sapu tangan. Ia menyusuri koridor lantai tiga menuju kelasnya tanpa bertegur sapa dengan beberapa siswa yang sedang mengobrol di sepanjang koridor. Ia tidak kenal dengan kebanyakan murid di sekolahnya, bahkan di kelasnya sendiri, kecuali satu yang saat ini sedang sibuk mengerjakan PR Kimia di mejanya.
"Andi, PR Kimia lu udah selesai?" tanya Ricky dengan mata terfokus ke kertas. Ia menyadari keberadaan Andi yang sudah berdiri di sebelahnya.
Tanpa berkata apa pun, Andi melewati Ricky. Ia hendak mencari bangku lain. Tapi setiap ia duduk di beberapa bangku kosong di belakang itu, ia selalu diusir dengan alasan yang sama, yaitu bangku tersebut sudah ditempati. Mau tidak mau, ia harus kembali duduk di paling depan, bersama Ricky.