Chereads / cinta 2 warna / Chapter 1 - 1 Sahwat yang tertolak

cinta 2 warna

🇮🇩Depri_Ajopan
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1 Sahwat yang tertolak

Sahwat yang tertolak

Aku baru saja diputuskan kekasihku lewat sms. Hatiku yang ciut hancur berkeping-keping seperti pecahan kaca. Lebih baik aku mati. Dia tidak punya alasan yang tepat untuk dijadikan sandaran, kenapa perempuan yang berhidung mancung itu tega menusuk hatiku dengan ujung tombak paling runcing di dunia? Perbuatan terkutuk tidak bisa ditolerir.

Aku yang memiliki mental cengeng tidak tahu bagaimana gerakku membalas, yang jelas aku benci sikapnya itu, benci sekali. Kalau dilihat dari segi fisik memang dia gadis yang cantik. Kulit lembut, kuku lentik berminyak, rambut lurus dan pendek, mata berbinar, ukuran badan 165 senti, tidak bersangatan kurus, sedikit badannya agak berisi.

Untuk ukuran polisi gadis turunan Tiong Hoa itu lulus mulus tanpa seleksi.

Tidak berlebihan dia disebut bidadari dunia. Tak mengenal tempat, pria manapun di dunia ini yang melihat baik yang bukan pengagum kecantikan, bibirnya pasti bergetar memuji-muji, bahkan ada yang kepalanya tertunduk lesu membayangkan berduaan dengan gadis yang suka berpakayan super ketat itu di atas ranjang melakukan kesenangan paling puncak.

Bercium bibir, kemudian sama-sama menanggalkan pakaian, berpelukan tanpa sehelaikain, napas terengah-engah merasakan puncak kenikmatan yang tiada tara, setelah memasukkan sesuatu kepada sesuatu kemudian memuntahkan sesuatu. Tapi sayang seribu kali sayang dia memiliki suatu kekurangan. Menurutku tidak pantas disebut kekurangan, tapi kesalahan besar sebesar dunia hina ini.

Disaat kami bertiga ditempat yang sunyi dan sempit bersembunyi dalam kegelapan, tidak ada suara berisik yang mengganggu. Aku memegang leher seorang gadis dengan nafsu membuncah. Kemudian telunjukku menari-nari melintas di antara dua susunya. Gadis itu terdiam sejenak, tak ada maju dan tak ada mundur sejengkalpun, matanya masih saja mengerjab-erjab.

Aksiku dilanjutkan kembali menggunakan jurus lain, mencium keningnnya, mencium pipi kiri pipi kanan, menjilat telinga. Bahkan ujung lidahku bergerak-gerak tepat dibagian bibirnya.

Terakhir kupeluk tubuh gadis itu dengan manja. Aturan napas gadis itu terlihat santai. Tidak seperti aturan napasku menahan asmara hangat. Aku sudah siap melakukan yang satu itu melukai kehormatan paling kehormatan. Tepatnya bertukar daging kemaluan, lemahnya imanku. Otakku dikelabui nafsu angkara murka.

Ingin sekali berbuat mesum. Seumur hidup ini aku takpernah merasakan nikmatnya surga dunia itu. Sekaranglah waktu yang tepat untuk menerobosnya. Aku tak tahan lagi. Nafsuku yang berontak sudah menguasai sekujur tubuh yang terbunuh.

Jantungku bergetar hebat. Iman yang kumiliki lebih tipis dari kertas kosong. Atau menurutmu tidak tepat sasaran kalau posisi miring seperti ini masih bicara tentang nilai keimanan. Lebih tepat mengalihkan pembicaraan tentang kejantanan seorang lelaki. Kalau memang ada kesempatan kenapa tidak disikat. Kalau hamil duluan dari pada menanggung malu gugurkan saja. Orang-orang jahiliah kejam,

sekejam-kejamnya mereka masih menunggu. Kalau anak laki-laki yang terlahir ke dunia dipelihara dengan baik sampai hidup terhormat. Kalau dia perempuan yang lahir dikubur hidup-hidup. Jaman sekarang belum lahir sudah dibunuh.

Tidakkah perbuatan terkutuk seperti ini lebih kejam? Kau sendiri kawan yang mempelajarinya.

"Yurice ayolah kita lakukan saja aku pasti tanggung jawab," aku menyandarkan tubuhnya yang montok di tembok. Tanganku meluncur ringan ingin menyentuh vaginanya. Kemudian kupeluk dia untuk yang kedua kali, sambil mengelus-elus rambutnya yang harum dan lurus. Taksedikitpun ada tangannya membalas pelukanku yang erat dibumbui sahwat.

Aku berharap malam ini nafsuku dengan gadis itu bergerak serempak. Teman kami yang satu lagi berjingkrak-jingkrak, dia bertepuk-tepuk kegirangan asik merayakan kemenangan. Dia telah berhasil menaklukkanku.

Menggodaku melakukan zina lewat gerak bibir tanpa bersentuh daging kemaluan yang akan menyeretku ke jurang neraka. Tapi setan keparat itu gagal menggodaku setelah menyuruh melakukan zina dengan memasukkan zakarku yang tegang dan ganas ke dalam lubang vagina yang empuk, belum bercampur lendir. Apalagi sampai memperkosanya.

Urungkan saja niatmu setan keparat. Apapun yang terjadi aku tidak mau terjerumus pada perbuatan keji itu. Aku tidak tega memperkosa seorang gadis sampai ada yang meniup sangkakala. Waktu itu bumi ini sudah runtuh. Gunung-gunug terbatuk-batuk, manusia seperti kapas beterbangan.

Kecuali kalau gadis itu ikhlas merenggangkan kedua pahanya tanpa kain penutup siap dicicipi.

Kalau suka sama suka lain pula ceritanya. Aku seorang lelaki bodoh yang mudah tergoda kepada keindahan dunia yang dianalogikan seperti fatamorgana, pantang bagiku mundur setelah diberi kenikmatan yang menggunung meskipun mengundang malapetaka.

Aku hanya bisa berbicara di atas mimbar disaksikan publik. Ketika itu aku menyetir sebuah hadist yang tercantum dalam kitab Abi Jamroh, Hadis yang ke 41. Halaman 57, Salah satu orang yang akan dinaungi Tuhan diakhirat nanti. Seorang laki-laki yang diajak perempuan cantik berzina. Lelaki itu menolak dan berkata, Inniakhofullaha Robbal Alamin, sesungguhnya saya takut kepada Tuhan sekalian Alam.

Aku bercerita ada seorang lelaki yang memilih melumuri kotoran ke sekujur tubuhnya, daripada mengikuti ajakan perempuan cantik melakukan mesum di atas kasur empuk. Di dalam kitab Sirussalikin dikisahkan, ada seorang pemuda beriman. Suatu ketika imannya goyah setelah melihat seorang wanita pelacur yang menarik melintas di depan rumahnya. Dia rela menjual pakaiannya untuk berkencan dengan kupu-kupu malam yang hidup di dunia kegelapan.

Setelah mereka berduaan, pintu dan jendela ditutup rapat. Perempuan itu sudah menanggalkan kedua pakaiannya siap dipanen. Sebelum mereka melakukan barter, tiba-tiba iman lelaki itu berdetak langsung teringat pada Tuhan.

Tubuhnya menggigil ketakutan. Ia mohon agar segera diberi izin keluar setelah membayar tarif sesuai perjanjian. Wanita pelacur itu memberi izin. Dia terus terheran-heran, ada apa gerangan? Akhirnya wanita cantik mempesona itu ditinggal sendirian dalam keadaan terbingung-bingung. Beberapa hari kemudian, dia tahu apa penyebabnya lelaki itu menolaknya, sesungguhnya lelaki beriman itu takut sekali pada Tuhan.

Dia tidak ingin kesenangan yang sesaat menghapus ibadahnya yang dilakukan setiap malam suntuk. Dia menyesali keinginannya yang belum terlaksana, menghempas-hempsakan pasir mengenai wajahnya.

Di tengah jalan dia jatuh lalu mati. Setelah mendapat kabar duka itu. Wanita cantik itu menangis sedih. Niatnya yang ingin dipersunting secara sah oleh si lelaki beriman batal. Ternyata setelah pertemuan yang pertama, dan setelah lelaki beriman itu menolak melakukan mesum karena takut pada Tuhan.

Wanita pelacur itu langsung jatuh hati setengah mati. Dia kagum dan percaya sepenuhnya pada seorang lelaki beriman yang begitu mencintai Allah cocok dijadikan kekasih. Begitu juga sebaliknya, seorang pemuda yang tidak mencintai Tuhannya berbahaya kalau dijadikan pendamping hidup. Tuhan saja tidak dicintainya, apalagi dirimu. Ada juga seorang lelaki berani melompat dari ketinggian, setelah dua perempuan cantik dan menarik bugil menerobos masuk kamarnya mengajak bercinta.

Aku tidak termasuk lelaki pilihan seperti yang pernah aku ceritakan dalam ceramahku. Apa bedanya aku dengan pembicara lain. Mulus ketika berbicara, seperti air deras menyampaikan hal-hal positif. Tapi sayang tidak bisa mengamalkan.

Antara kata dan perbuatan tidak selaras. Orang seperti ini terlebih dulu disiksa daripada penyembah pohon sekalipun. Marilah merenung sejenak, luangkan waktu sedikit membaca tulisan Ustadz Munandar yang aku dapat lewat internet. Resapi dalam-dalam. Siapa tahu cocok dan suatu saat nanti bisa dijadikan catatan pokok sampai ke akhirat kelak.

Tidak disangsikan lagi bahwa adanya perbedaan antara kata dan realita adalah salah satu hal yang sangat berbahaya. Itulah sebab datangnya murka Allah sebagai mana firman-Nya surat Shaff ayat 2 dan 3. Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu menga- takan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Allah juga mencela perilaku Bani Israil dengan firman-Nya, mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaktian, sedangkan kamu melupakan kewajibanmu sendiri, padahal kamu membaca Kitab Taurat? Maka tidaklah kamu berpikir? Demikian pula terdapat dalam hadits, Akan didatangkan seorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka. Di dalam neraka orang tersebut berputar-putar sebagaimana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk gandum. Banyak penduduk neraka yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata, Wahai Fulan bukankah engkau dahulu sering memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?

Orang tersebut menjawab, Sungguh dulu aku sering memerintahkan kebaikan namun aku tidak melaksanakannya. Sebaliknya aku juga melarang kemungkaran tapi aku menerjangnya. Terdapat pula hadits khusus yang mencela orang-orang yang tidak sejalan kata dan perbuatannya. Saat malam Israk Mikraj aku melintasi sekelompok orang yang bibirnya digunting dengan gunting dari api neraka. Siapakah mereka?

Tanyaku kepada Jibril. Jibril mengatakan, mereka adalah orang-orang yang dulunya menjadi penceramah ketika di dunia. Mereka saling memerintahkan orang lain melakukan kebaikan tapi mereka lupakan diri sendiri padahal mereka membaca firman-firman Allah, tidaklah mereka berfikir? Dalil di atas menunjukkan pengingkaran keras terhadap orang yang punya ilmu tapi tidak mengamalkannya. Inilah salah satu sifat orang-orang yahudi yang dicap sebagai orang-orang yang mendapat murka Allah. Ibnu Qudamah mengatakan, Ketika berhutbah seorang khatib dianjurkan untuk turut meresapi apa yang dia nasehatkan kepada banyak orang.

Ali bin Abi Thalib mengatakan, Duhai orang-orang yang memiliki ilmu amalkanlah ilmu kalian. Orang yang berilmu secara hakiki hanyalah orang yang mengamalkan ilmu yang dia miliki sehingga amalnya selaras dengan ilmunya.

Suatu saat nanti akan muncul banyak orang yang memiliki ilmu namun ilmu tersebut tidaklah melebihi kerongkongannya, sampai-sampai ada seorang yang marah terhadap muridnya karena ngaji kepada guru yang lain. Jundub bin Abdillah Al-Bajali mengatakan, Gambaran yang tepat untuk orang yang menasehati orang lain namun melupakan dirinya sendiri adalah laksana lilin yang membakar dirinya sendiri untuk menerangi sekelilingnya.

Bahkan sebagian ulama memvonis, gila orang yang pandai berkata namun tidak mempraktekkannya. Tidak diragukan lagi bahwa permisalan orang yang beramar makruf nahi munkar adalah seperti dokter yang mengobati orang lain.

Satu hal yang memalukan ketika seorang dokter bisa menyebutkan obat yang tepat untuk pasiennya demikian pula tindakan preventif untuk mencegah penyakit pasiennya kemudian ternyata dia sendiri tidak menjalankannya. Abu Darda mengatakan, Sebuah kecelakaan bagi orang yang tidak tahu sehingga tidak beramal. Sebaliknya ada 70 kecelakaan untuk orang yang tahu namun tidak beramal.

Begitu ngeri aku mendengar butiran-butiran kalimat itu. Alangkah besar siksanya orang yang didatangkan ilmu tapi dia berpaling. Tapi orang sepertiku belum termasuk kelompok berbahaya, kalau dibandingkan dengan pembicara-pembicara di atas mimbar melantunkan beberapa permasalahan dan mengupas tentang Islam tapi sesungguhnya dia bodoh.

Yang jelas-jelas halal disebutnya haram, yang jelas-jelas haram dibuat samar-samar. Inilah orang yang paling berbahaya dan paling sadis merusak citra Islam. Makanya para jamaah jangan mudah mengikut dan gampang kagum pada ajaran dan pendapat-pendapat baru. Telusuri secara dalam, apakah sesuai dengan Al-Quran, Hadis atau konsensus para ulama. Allah sudah memperingatkan manusia lewat firmannya agar punya saringan dan filter dalam kehidupan, Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya Atau sebaliknya aku berpegang teguh saja pada pendapat para ulama pewaris nabi, sesungguhnya tidak bertentangan, apalagi menimbulkan konflik kalau dipahami jangan secara sekilas tapi pahami dengan kecerdasan menggunakan kepala dingin.

Said bin Jubair mengatakan, Jika tidak boleh melakukan amar makruf dan nahi mungkar kecuali orang yang sempurna, niscaya tidak ada satupun yang boleh melakukannya.

Ucapan ini dinilai oleh Imam Malik sebagai ucapan yang sangat tepat. Hasan Basri pernah berkata, Wahai Mutharrif nasehatilah teman-temanmu. Mutharrif mengatakan, Aku khawatir mengatakan yang tidak kulakukan. Mendengar hal tersebut, Hasan Al-Basri mengatakan, Semoga Allah merahmatimu, siapakah di antara kita yang mengerjakan apa yang dia katakan, sungguh setan berharap bisa menjebak kalian dengan hal ini sehingga tidak ada seorang pun yang berani amar makruf nahi mungkar.

Sedangkan Imam Nawawi mengatakan, Para ulama menjelaskan orang yang melakukan amar makruf dan nahi mungkar tidaklah disyaratkan haruslah orang yang sempurna, melaksanakan semua yang dia perintahkan dan menjauhi semua yang dia larang. Bahkan kewajiban amar makruf itu tetap ada meski orang tersebut tidak melaksanakan apa yang dia perintahkan. Demikian pula kewajiban nahi mungkar itu tetap ada meski orangnya masih mengerjakan apa yang dia larang.

Hal ini dikarenakan orang tersebut memiliki dua kewajiban, pertama memerintah dan melarang diri sendiri, kedua, memerintah dan melarang orang lain. Jika salah satu sudah ditinggalkan bagaimana mungkin hal itu menjadi alasan untuk meninggalkan yang kedua. Ibnu Hajar menukil sebagian perkataan ulama, Amal makruf itu wajib bagi orang yang mampu melakukannya dan tidak khawatir adanya bahaya menimpa dirinya meskipun orang yang melakukan amar makruf tersebut dalam kondisi bermaksiat.

Secara umum orang tersebut tetap mendapatkan pahala karena melaksanakan amar makruf, terlebih jika kata-kata orang tersebut sangat ditaati. Sedangkan dosa yang dia miliki maka boleh jadi Allah ampuni dan boleh jadi Allah menyiksa karenanya. Ada pun orang yang beranggapan tidak boleh beramarmakruf kecuali orang yang tidak memiliki cacat maka jika yang dia maksudkan bahwa itulah yang ideal maka satu hal yang baik.

Jika tidak maka anggapan tersebut berkonsekuensi menutup pintu amar makruf jika tidak ada orang yang memenuhi kriteria. Guruku prof. Dr. Mahmudin Pasasribu pernah mengucapkan perkataan imam Al-Gozali, Sangkin dituntutnya manusia melakukan amar makruf nahi mungkar, seandainya seorang laki-laki yang sedang bermaksiat melakukan zina, ketika dia masih berada di atas perut perempuan itu tanpa sehelai kain, lelaki itu masih dituntut untuk mengatakan perbuatan yang mereka lakukan itu haram. Untuk mengompromikan dua hal di atas, ditulis juga oleh Ustadz Munandar, Imam Baihaki mengatakan, Sesungguhnya yang tidak tercela itu berlaku untuk orang yang ketaatannya lebih dominan, sedangkan kemaksiatannya jarang-jarang.

Di samping itu maksiat tersebut sudah ditutup dengan taubat. Sedangkan orang yang dicela adalah orang yang maksiatnya lebih dominan dan ketaatannya jarang-jarang. Disitulah pokok persoalannya, perbuatanku sudah melampawi batas, sudak lewat dari garis pinis. Perbuatanku keterlaluan sekali. Semakin hari maksiatku terus menjadi-jadi. Aksiku gagal merayu gadis itu untuk berbuat mesum menjadi bukti kuat aku belum bertaubat. Aku telah gagal karena gadis itu tidak mau diajak bekerja sama. Aku sendiri yang menariknya ke dalam pelukanku, bukan dia. "Tunggu apalagi, lakukanlah. Ini kesempatan emas, tidak ada yang melihat," setan keparat terus mendorong-dorong dan merogoh-rogoh hatiku yang busuk dengan bisikan yang masuk akal.

Dia iming-imingi aku untuk terjun ke dalam perbuatan keji dengan dalih tidak ada yang melihat. Padahal setan itu lebih tahu Tuhan maha melihat. Aku tidak mengerti kenapa rencanaku tidak membuahkan hasil? Kenapa gadis itu menolakku mentah-mentah? Apa kerena dia itu lesbian suka sesama jenis? Dia telah melakukan kesalahan besar, sebesar dunia hina ini.

Atau karena dia lagi ada masalah? Atau sebenarnya dia tidak mencintaiku, seperti yang pernah dia ungkapkan lewat bibirnya yang manis dan manja? Apakah dia hanya bermaksud menghiburku, pura-pura menumbuhkan hatiku yang tenggelam di bawah hatinya? Gadis keparat. Berani-beraninya kau menolak sahwatku yang bergejolak, dan sekarang kau memilih jalanmu sendiri untuk memutuskan aku. Apa alasanmu berbuat kejam seperti itu? Kenapa setelah ditelpon balik kau tak mau mengangkat? Dan sms yang kulempar lebih dari sepuluh tak ada satupun dibalas sampai sekarang?

Sebenarnya gadis berambut pendek dan pendiam itu memiliki keyakinan yang berbeda denganku. Aku menghadap ke arah kiblat. Sedangkan dia menempuh jalan ke tanah seberang. "Puji Tuhan Haleluya, puji Tuhan Haleluya," aku dengar bibirnya bergerak memuji-muji. Suaranya yang parau menusuk lubang telingaku. Waktu itu kepalanya merunduk. Mata terpejam, kedua perut telapak tangan dirapatkan.

Dia telah menyadari akan kelemahan diri ketika berhadapan dengan Tuhannya. Waktu aku berduaan dengan gadis yang terus mengganggu pikiranku itu, aku sering mendengar mulutnya komat-kamit memuji Tuhannya Yesus Kristus yang memilki kelebihan luar biasa, bisa menghidupkan orang mati. "Tidak ada seorang manusiapun yang melata di muka bumi ini sanggup melakukan hal ajaib itu, kecuali Yesus", bibirnya yang tipis bergaris dan manis berirama. Dia gadis yang penuh toleransi. Dia pernah bilang padaku; aku mencintaimu dengan tulus, dan aku mencintaimu lebih dari cinta.

Aku takpernah bermaksud menarikmu mengikuti alur kepercayaanku. Meskipun kau dan aku sudah bermaksud menikah nanti. Andai kau dan aku resmi menjadi suami istri, tetap dalam batas, lakum dinukum waliadin, bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Perempuan itu menyetir sebuah ayat dari kitab suciku, membuatku ketar-ketir. Aku malu pada diriku sendiri. Kitab sucinya tidak ada satu ayatpun yang bisa aku kutip lewat kata-kataku yang dahsat, kasihan.