Rea tertunduk malu, perasaannya perlahan meluap saat Allail mengatakan hal seperti itu padanya.
Itu adalah kali pertamanya bagi wanita yang sedang ditahan tanganya oleh Allail itu, merasakan perasaan seperti itu.
"Apakah aku bisa berpikir lima detik?"
"Lima detik? Kenapa harus lima detik?" tanya Allail sambil tersenyum, kala itu dia sudah tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan pada wanita yang sedang berada di sampingnya itu.
Padahal, dia selalu saja menahan semua yang dia rasakan itu dalam-dalam, tapi kenapa saat itu dia sudah tak bisa menahan hal itu lagi. Dia seperti tenggelam dalam pesona wanita yang sedang dia sentuh itu.
"Baiklah," jawabnya singkat, karena dia sudah tak bisa menahan hal itu lagi.
Dalam lima detik yang Rea minta kala itu, dia berpikir dengan tajam dan juga panjang. Dia sama sekali tak tahu apakah dia harus mengatakan iya, atau tidak. Tapi, mungkin itu adalah saat yang tepat baginya.