"Dasar, kau sama sekali tak bisa diharapkan, Rea. Kenapa kau menjatuhkan guci yang terlihat malah dan indah itu. Sial!"
Buk! Rea pun berhenti sejenak sambil melepaskan amarahnya dengan menendang botol plastik yang ada di tengah jalan kala itu.
"Aaarrgg! Aku tahu kalau aku salah, tapi semuanya kan bisa dibicarakan baik-baik. Kenapa dia harus berkata dengan kasar seperti itu? Apakah dia tak tahu kalau aku itu sama sekali tak ada maksud menjatuhkan guci itu? Dasar, Iblis bodoh!" lanjut Rea menggerutu.
Sepanjang jalan malam yang terlihat sepi itu, Rea bahkan tak tahu dia sedang ada di mana. Semua yang terlihat di matanya kala itu, hanyalah barrier-barrier yang berwarna abu-abu.
Barrier itu Allail gunakan untuk menjaga Azeef agar tetap aman apabila dia sedang tak ada di dekat Azeef.
Dengan mata yang terus mengamati sekitarnya, Rea pun berjalan tanpa takut. "Kenapa aku tak sampai juga ke jalan besar? Apakah ini benar di dunia? Ataukah ini di dunia...lain?"