Angin yang berembus kencang namun dalam kapasitas yang tetap menyejukkan, seakan berbisik lembut di telinga Bahkil bahwa wanita yang ada di depannya kala itu, adalah wanita yang sama dengan yang dia pikirkan itu.
Tubuh yang sama sekali tak berubah. Kecantikan yang dipadukan dengan wajah manis yang tak akan pernah Bahkil lupakan itu, seakan sedang menjerit meminta Bahkil selamatkan dari jurang yang dalam.
Sudah lama, bahkan dia pun tak bisa lagi menghitung waktu yang sudah dia lewati dalam kehampaan tanpa wanita yang amat dia cintai itu. Dengan segala yang dia punya kala itu, dia pun memberanikan dirinya untuk bertanya pada wanita yang ada di depannya itu.
"S-siapa kau?" Wajah sedih bercampur bahagia bisa dirasakan siapa saja yang melihat ekspresi Bahkil secara langsung kala itu. Sungguh, dia sudah tak bisa lagi berkata-kata. Suaranya seakan hilang meninggalkan tempatnya bersemayam.
