Drrrttt ... drrrttt ... drrrttt
"Ada apa? Pagi-pagi udah gangguin aja!!" ujar seorang pemuda dengan suara serak.
"Dokter Vic, kami butuh bantuan di rumah sakit. Kami kurang kaki tangan disini." jawab seorang perawat.
"Ba-baiklah. Segera kesana. Apa yang terjadi?" tanya Kana penasaran.
"Tadi pagi ada kejadian tabrakan beruntun. Bus sekolah dengan container. Banyak anak-anak yang terluka karena bus terbalik." jawab perawat itu.
"Baiklah. Pentingkan dulu anak-anak. Hubungi orang tua korban dan juga panggil semua dokter yang bertugas di rumah sakit. Gak perduli mereka masih baru, harus tetap membantu." ujar Vic sambil memakai bajunya.
"Baik dok.." jawab perawat itu.
"1 hal lagi.....ka-kalo ada anak-anak yang meninggal di tempat, biayai pemakaman mereka." ujar Vic dengan suara serak menahan tangis.
"Baik dok.." jawab perawat itu.
"Ya sudah. Aku segera kesana." jawab Vic sambil mematikan ponselnya.
Vic pun segera ke rumah sakit setelah pamit dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya, Irene lalu ke garasi mengemudikan mobil sport benz hitam favoritnya menuju rumah sakit. Walaupun dalam perjalanan agak sedikit macet, tapi Vic bisa sampai ke rumah sakit. Setelah memarkirkan mobilnya di basement, Kana membantu semua dokter dan perawat menangani korban kecelakaan itu.
Ada 1 korban anak-anak yang sudah sekarat disisi samping bangsal dan tidak ditangani. Saat ditanya, mereka mengatakan kalo orang tua dari anak tersebut belum datang untuk memberikan biayanya dan anak itupun ditelantarkan begitu saja. Vic langsung mengangkat tubuh anak itu ke ruang prakteknya dan memeriksa anak itu yang mempunyai asma. Akibat tabrakan tersebut, salah satu dari tulang anak itu menembus jantungnya.
Vic pun langsung menempatkan anak itu di brankar dan mendorongnya ke ruang operasi. Awalnya apa yang dilakulan Vic tersebut membuat para dokter dan perawat kaget. Tapi kemudian beberapa perawat bersedia membantu Vic. Operasi berjalan cukup lama dan memakan waktu selama beberapa jam dan anak itu berhasil diselamatkan, walau harus jantungnya harus dijahit.
Vic yang sudah lelah itu pun menyerahkan tugas selanjutnya pada para perawat dan dia keluar dari ruang operasi. Dia pun ke bagian informasi menanyai perihal orang tua dari anak yang dia operasi tersebut. Betapa kagetnya Vic saat mengetahui kalo orang tua si anak juga berada di ruang ICU karena terlibat kecelakaan saat datang ke rumah sakit menjenguk sang anak. Dia pun menghubungi dokter yang terbaik di rumah sakit ayahnya untuk mengobati orang tua dari si anak tersebut.
Tapi takdir berkata lain. Beberapa jam kemudian ayah dari si anak telah meninggal karena gagal jantung dan ibunya menyusul hanya dalam waktu 2 menit. Tinggallah anak itu sendiri tanpa orang tua dan saudara. Dengan langkah gontai, Vic menjenguk anak itu di kamar rawat dan memeriksa keadaannya yang cukup stabil.
"Gimana keadaannya dok?" tanya perawat yang mendampingi Vic.
"Keadaannya sudah stabil. Hanya menunggu dia sadarkan diri saja & sepertinya dalam waktu 1-2 minggu anak itu sudah boleh keluar." jawab Vic melengkapi catatannya di sebuah kertas yang beralaskan papan.
"Kasihan anak itu. Orang tuanya sudah meninggal. Dimana dia akan tinggal ya?" ucap seorang perawat dengan pelan.
"Cari info tentang anak itu. Manatau dia ada saudara." pinta Vic.
"Baik dok." jawab perawat itu.
Vic pun keluar dari kamar anak itu menuju ruang prakteknya yang disana sudah ada sang kakak Irene yang membawakan makan siang untuk Vic.
"Ka Rene.." panggil Vic.
"Halo Vic. Kakak dengar kamu nolongin anak kecil ya sampai kamu yang turun tangan operasi segala." ujar Irene.
"Iya kak. Abisnya para dokter semua sibuk tangani korban kecelakaan yang lain. Jadi Kana turun tangan deh untuk nangani anak kecil itu." jawab Vic.
"Bagus. Oh ya, tadi kamu kan sempat skip sarapan tuh, nah ini mama buatin makan siang untuk kamu. Sampai suruh kakak bawain ke ruangan kamu lo." ujar Irene.
"Terus mama dimana kak?" tanya Vic sambil membuka makan siangnya.
"Masih di rumah. Kan mama cuti." jawab Irene.
"Iya juga ya. Tapi bukannya mama dan papa honeymoon ke berapa kali tuh ... ke Swiss?" tanya Vic.
"Kalo honeymoon ke Swiss sih kakak kurang tahu ya. Tapi mama maunya ke Maldives. Gak tahu tuh jadi ato gak nya." jawab Irene.
"Oh. Btw, kakak udah makan? Kalo belum Kana share ke kakak ya. Soalnya banyak banget nih." ujar Vic.
"Udah. Kakak udah makan tadi di rumah. Kamu makan aja. Kakak balik dulu ya." pamit Irene yang disertai anggukan dari Vic.
Irene pun kembali ke ruangan prakteknya setelah menyerahkan makan siang Vic dan mengobrol sebentar dengan adiknya tersebut. Di ruang prakteknya Vic makan dengan lahapnya karena memang dia sudah sangat lapar. Selesai makan, dia langsung memeriksa pasien lain yang ada di bangsal.
Jam praktek Vic dari pagi sampai sore pun sudah selesai dan dia bermaksud untuk pulang istirahat. Dia pun pamit pada semua perawat yang di bagian informasi setelah memberi pesan kepada mereka agar memberi perhatian khusus pada anak yang dia operasi tadi dan menginfokan keadaannya jika terjadi perubahan. Perawat tersebut pun menganggukkan kepala mereka.
Dalam perjalanan pulang ke mansion, Vic berhenti sebentar di sebuah cafe Just Drink untuk meminum milk tea favorit nya. Lalu secara tiba-tiba dia mendengar suara tembakan yang tidak tahu asalnya darimana dan banyak orang berhamburan pergi. Kana yang hendak pergi, dikejutkan dengan kehadiran seorang pria tampan dan maskulin yang masuk ke mobilnya dalam kondisi tertembak di perut.
Jiwa kemanusiaan Vic pun terpanggil untuk menyelamatkan pria yang bahkan dia tidak tahu siapa namanya itu. Vic segera menelepon ibunya mengatakan kalo dia tidak pulang ke rumah karena sudah terlalu capek dan tinggal di condo saja. Ibunya pun mengiyakan. Kana pun membawa pria tersebut ke condo nya untuk diobati.
Sesampainya di condo lantai 15 milik nya, pria tersebut ditidurkan di sofa dan Kana pun mulai bertindak untuk mengeluarkan peluru tersebut dari perut pria itu. Vic menyiapkan pisau, lilin serta kain dan operasi pun dimulai. Tanpa menunggu waktu lama peluru tersebut berhasil dikeluarkan dan pria tersebut pingsan tak sadarkan diri.
'Siapa ya kira-kira pria tampan ini? Kenapa dia bisa terluka ya?' gumam Vic dalam hatinya saat memandangi pria tersebut. Lalu Vic menyelimuti pria tersebut setelah mengganti pakaiannya dengan piyamanya. Tak berapa lama pria yang ditolong Kana tadi telah sadar dan bertanya dia ada dimana sekarang dan siapa Vic.
Vic yang merasa diberondong banyak pertanyaan hanya diam memandangi pria tersebut. Kemudian Vic mengatakan kalo dia adalah seorang dokter yang sudah menyelamatkan nyawanya. Pria tersebut terdiam dan mengatakan kalo dia adalah seorang ketua mafia. Banyak orang memberinya julukan Grey Wolf karena tatapannya yang tajam seperti serigala dan tentu saja dia juga memberitahukan namanya adalah Mike Greyson.