Sepuluh menit berlalu, Xavier membiarkan Keisha menenangkan dirinya.
Sesekali Xavier mengelus punggung Keisha, berharap bahwa emosi Keisha dapat segera stabil.
Dan kini, Keisha sudah tidak lagi menangis. Dia jauh terlihat lebih tegar dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini juga membuat Xavier merasa lega.
Tidak. Xavier tidak merasa cemburu atau bagaimana karena Keisha menangisi pria lain. Itu adalah kasus berbeda sebab apa yang Keisha adalah tentang kematian, dan tentunya hal seperti ini tidak bisa dianggap remeh.
Xavier membawa Keisha masuk ke kamarnya dan menutup pintu balkon manakala angin sore terasa kian menggila. Selepas itu, Xavier mendudukkan Keisha di tepi tempat tidur. Sedangkan Xavier sendiri ia kini duduk di samping Keisha.
"Sepertinya kasus di kawasan itu terasa semakin intens. Apakah Ibumu pernah menceritakan sebelumnya tentang pembunuhan yang terjadi di sana?" tanya Xavier membuka percakapan.