Maxim tertawa kecil melihat Samuel yang duduk di depannya sembari menghembuskan asap rokok di cerutunya.
Ini adalah kali pertama Maxim menemui Samuel lagi setelah pertemuan mereka dulu, yang mana Samuel hampir saja menembak kepalanya dengan pistol miliknya.
"Menyerah? Kudengar orang-orang itu telah pergi dari New York. Kamu tidak bisa menemukannya di mana pun, 'kan?"
Meskipun jarang menemui Samuel, hal itu tidak lantas membuat Maxim tidak tahu menahu tentang semua yang sedang terjadi.
"Samuel, kamu benar-benar sangat menyedihkan. Itu hanya seorang perempuan. Apakah kamu tertarik dengan warna mata perempuan itu yang sama dengan warna mata Farah? Bahkan jika kamu terobsesi dengan warna manik mata biru, di dunia ini ada banyak perempuan yang juga memiliki warna manik mata biru. Tidak hanya Farah dan juga perempuan itu. Entahlah, aku merasa jengkel melihat tingkah gila mu ini."
Mendengar nama Farah disebutkan oleh Maxim membuat wajah Samuel terlihat menyeramkan.