Xavier menatap Keisha yang tidur dengan kepala menyandarkan di bahunya.
Hari sudah gelap. Langit di atas sana menghitam dengan cahaya keemasan bulan menunjukkan kedigdayaannya.
Entah sudah berapa lama Xavier, Keisha, dan sang sopir menempuh perjalanan.
Mereka sempat berhenti beberapa kali di titik pemberhentian strategis untuk sekadar beristirahat atau pun makan.
Dan kini, sudah sekitar dua jam lamanya mereka berkendara.
Xavier menatap arloji di pergelangan tangannya dan mendapati kalau waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Sudah cukup larut. Ditambah, bahu Xavier juga terasa sedikit kebas tak bisa digerakkan karena menahan beban berat dari kepala Keisha.
Awalnya Xavier duduk di depan bersama sang sopir. Namun, sebelum mereka kembali berangkat setelah beristirahat sebelumnya, Keisha meminta agar Xavier duduk di kursi tengah saja bersama dirinya.
Xavier pun menurut tanpa banyak tanya.