Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Fate Of Nexus

Zakki_1897
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.4k
Views
Synopsis
Arya Sanggrama Wijaya, seorang anak muda baru saja patah hati begitu mengetahui bahwa sahabat perempuan yang dia cintai sejak lama ternyata telah memiliki seorang kekasih. Tapi keesokan harinya dia terbangun di sebuah hutan dengan sebagian ingatannya yang hilang. Arya pun memutuskan untuk mencari jalan keluar dari hutan dan mencari pemukiman warga.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - BAB 1. Prolog

Kamis 14 Desember. Hari itu adalah hari yang cerah, burung-burung berkicau dengan indah, gemerisik dedaunan pohon yang tertiup angin turut menemani di pagi hari itu. Dan disebuah tempat diujung pedalaman hutan, ada sebuah bangunan besar yang terlihat sudah berusia lebih dari ratusan tahun namun masih berdiri kokoh. Didalam bangunan itu, terdapat banyak tentara kerajaan. Ada yang di tugaskan untuk berpatroli keliling bangunan, ada juga yang ditugaskan untuk menjaga beberapa pintu ruangan.

Dianatar sekian banyaknya pasukan, dua diantaranya ditugaskan untuk menjaga pintu gerbang. Mereka adalah Redmon dan Harley.

"Oi, apa kau merasakan ada sesuatu yang aneh?" Tanya Harley.

Redmon mengangguk pelan. Dan tidak berselang lama, terjadi sebuah ledakan asap yang cukup besar di hadapan mereka berdua.

BOOFF

"A-apa ini!?"

Redmond dan Harley sontak terkejut saat melihat asap itu tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Ketika asap itu perlahan mengelilingi mereka, Redmon menyadari sesuatu saat tidak sengaja menghirup asap itu

'I-ini kan... Racun!?'

Asap berwarna ungu tersebut ternyata menganduk sebuah racun. Ketika Redmon hendak memperingatkan Harley yang berada disampingnya, Harley tiba-tiba saja terhuyung jatuh.

BRUK*

"Ha-Harley!"

Redmon kemudian segera mendekati rekannya itu untuk menolongnya sambil tetap menutupi sebagian wajahnya. Disaat yang sama, terlihat sebuah siluet dari seseorang yang tengah berjalan kearah mereka didalam kepulan asap.

"Siapa disana!?"

Redmon berteriak, namun orang itu sama sekali tidak menjawab dan terus berjalan mendekat. Redmon pun segera mencoba untuk bangkit, tapi karena terlalu banyak menghirup asap beracun itu, tubuh sang prajurit itu pun tumbang.

BRUK*

Redmon sempat melihat si penyusup yang memakai topeng itu berjalan melewatinya dan membuka pintu masuk bangunan sebelum kemudian Redmon benar-benar kehilangan kesadarannya.

Dengan sangat cepat, asap beracun itu merembet keseluruh penjuru ruangan dan menumbangkan hampir semua penghuni didalamnya. Sementara si penyusup terus berjalan memasuki bangunan dengan santainya, melewati tubuh para pasukan yang bergeletakan di lantai.

Dia kemudian sampai didalam sebuah ruangan besar yang ditengahnya terdapat sebuah patung berbentuk humanoid. Patu batu itu berdiri diatas sebuah altar selebar 5 meter dengan dua tiang disisi kiri dan kanannya.

"Akhirnya ketemu juga"

Gumam pria bertopeng itu.

Tepat saat itu, patung batu tersebut mulai mengarami retakan. Perlahan namun pasti, retakan pada patung batu itu semakin melebar. Sampai kemudian patung itu hancur seperti diledakkan.

BLAAR*

Ledakan itu menggema diseluruh penjuru ruangan, dan membebaskan sosok yang sudah lama terkurung didalam patung tersebut. Debu asap perlahan mulai menghilang memperlihatkan seorang laki-laki berbadan tegap dan telanjang dada.

"Setelah sekian lama.... akhirnya aku bebas dari kurungan ini"

Kata pria itu sambil menggerak-gerakkan tangannya.

"Selamat atas kebebasanmu dari segel yang telah mengurungmu selama lima ratus tahun... wahai Ixhakson sang Raja Ashura"

Mendengar namanya di panggil, Ixhakson kemudian menolehkan pandangannya kearah si pria bertopeng itu. kedua bola matanya yang merah itu langsung menyipit saat melihat si pria bertopeng itu.

"Kau... siapa? Dan untuk apa kau datang kesini?"

"Apa anda sudah lupa? Ini saya...."

Kata pria itu sambil membuka sedikit topengnya, Ixahkson nempak sedikit terkejut saat melihat wajah itu. tapi selang beberapa detik, sebuah senyuman kecil terpatri diwajahnya.

"Oh, rupanya kau... lalu, apa yang lain juga sudah kembali?"

"Tidak, belum... anda adalah yang pertama karena anda adalah majikan saya"

Ujar si pria bertopeng tersebut yang sepertinya merupakan pelayan dari Ixhakson. Tapi bukannya memberikan pujian, Ixhakson justru memperlihatkan ekspresi kesal.

"Kalau begitu kenapa tidak dari dulu kau membebaskanku!"

Tubuh Ixahkson memancarkan aura yang sangat kuat, sampai-sampai si pelayannya itu menjadi sedikit berkeringat dingin.

"Saya mohon maaf... saya sendiri tidak mengira kalau mencari keberadaan anda akan sesulit ini"

Kata pria itu sambil membungkukkan badannya. Ixhakson masih nampak marah, tapi kemudian dia menarik nafas dalam-dalam untuk meredam kekesalannya itu.

"Haah, sudahlah... ayo kita pergi dari sini, aku sudah tidak sabar ingin segera menghirup udara kebebasan

"Baik"

Kata si pria bertopeng sambil membungkukkan badannya.

.

.

.

ARYA POV

Aku mencium suatu bebauan di udara.

Aroma harum bebungaan. Aroma rerumputan yang hijau. Aroma pepohonan yang seakan-akan dapat membuat dadaku merasa lega.

Selagi kesadaran ku mulai bangkit, berbagai suara melonjak ke dalam tubuh ku. Suara dari dedaunan yang bergesekan dengan satu-sama lain. Suara dari burung-burung kecil yang berkicau dengan gembira. Suara dengungan serangga dibawah nya. Dan suara samar-samar dari sungai kecil dikejauhan.

Perlahan aku membuka kedua kelopak mataku yang tertutup rapat dan bangkit dari posisi tidurku.

Kemudian, kuedarkan pandanganku kesekitar. Yang selanjutnya kulihat adalah semak-semak hijau. Disana terdapat bunga kecil berwarna kuning dan putih diberbagai tempat, kupu-kupu biru muda yang berkilauan terbang kesana-kesini disekitar nya. Sekitar lima meter jauh nya, karpet rerumputan terpotong, dan dari sana, adalah bentangan dari hutan yang dalam, dimana pohon-pohon besar yang sepertinya sudah berumur lebih dari puluhan tahun itu berbaris disana.

"Dimana aku?"

Tanpa sadar aku menggumam.

Setelah itu, aku mencoba menggali ingatanku untuk memastikan aku tidak mengalami amnesiaatau semacamnya.

'Namaku adalah Arya Sanggrama Wijaya, lahir pada 17 Agustus 1996, tinggal di kos-kosan kecil di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur'

Aku merasa agak tenang sembari data itu keluar dengan mulus, kemudian Aku mengolah lebih ingatan ku.

'Saat ini aku adalah seorang mahasiswa tahun ketiga di sebuah Universitas di kota Malang, aku punya seorang gadis yang aku sukai yang juga kebetulan merupakan teman satu kelasku, bernama Ana, gadis berdarah Indonesia-Amerika.'

"Anna..."

Aku dengan lembut menyebut nama dari gadis itu, Ana — Annabeth Duerre Watson, gadis muda idaman para pria yang kebetulan sudah satu kelas denganku sejak kelas satu SMP. Kami berdua pun cukup dekat meski hanya sebagai teman, tapi bukan berarti aku tidak punya rasa kepadanya. Ratusan kali aku coba untuk mengungkapkan perasaanku padanya, namun dia selalu menolaknya.

Sampai kemudian, hari itu pun tiba.

'Pada hari itu, kamis 18 Agustus, aku mencoba mengajaknya untuk mengajaknya makan siang bersama setelah selesai kuliah, tapi dia menolak karena dia bilang ada urusan. Lalu sepulang dari kuliah, aku tidak sengaja melihatnya sedang jalan dengan seorang pria sambil pegangan tangan dengan mesra, lalu¬—'

Ingatan ku terputus pada momen tersebut.

Bagaimana kejadian selanjutnya? apa yang terjadi selanjutnya? Aku sama sekali tidak bisa mengingatnya. Berapa kalipun aku berusaha, aku tetap tidak bisa mengingat kejadian-kejadian setelahnya.

Lalu kutengokkan pandanganku keatas, dimana cahaya matahari yang bersinar terang berada pada puncaknya.

Sebenarnya aku kurang begitu yakin dengan hal ini, tapi sepertinya aku telah berada disini lebih lama dari yang aku pikirkan.

"Oh ya, benar juga..."

Kemudian aku terpikirkan untuk mengecek tanggal melalui HP yang aku bawa di tas kecil kesayanganku. Tapi saat aku hendak membuka tasku, barulah aku menyadari ada sesuatu yang aneh.

"!?"

Aku cukup terkejut ketika aku melihat sepasang gelang yang berada di pergelangan tanganku.

Kedua gelang itu mengkilap dan berwarna hitam legam, entah sejak kapan gelang itu terpasang di kedua tanganku tapi yang pasti gelang itu bukanlah punyaku.

"Sejak kapan aku memakai gelang seperti ini?"

Tanyaku, tapi tentu saja tidak akan ada yang menjawab.

Kemudian aku lanjut mengecek isi tasku, tapi sayangnya sama sekali tidak ada apapun didalamnya. HP atau dompet yang biasa aku bawa juga tidak ada sama sekali disana.

"Oh ayolah, yang benar saja!"

Ucapku sambil mengeluh.

Beberapa saat aku terdiam, kuedarkan pandanganku kesekitar untuk melihat-lihat keadaan. Di tengah-tengah suara kecauan burung itu, telingaku menangkap suara dengungan dari seekor serangga yang kemudian mendarat didekatku.

"?"

Aku perhatikan baik-baik serangga itu, bentuknya agak aneh. Dia memiliki bentuk sayap seperti capung, hanya saja tidak punya ekor, dan bentuk badannya seperti kupu-kupu. Tapi yang membuatku sedikit ngeri adalah, ukurannya yang sedikit lebih besar dari telapak tanganku.

"Serangga apa ini? apakah ini spesies baru?"

Ketika aku menggerakkan tanganku, serangga aneh itu kemudian terbang menjauh dariku.

Beberapa detik aku kembali terdiam, menatap kepergian sang serangga aneh yang terus terbang menjauh dariku. Semua hal ini benar-benar membuatku bingung, sampai-sampai aku hampir saja melupakan rasa haus di tenggorokanku sejak dari tadi.

"Haah... mungkin sebaiknya aku mencari tempat minum lebih dulu"

BERSAMBUNG....