"Sibok."jawabku singkat sambil konsentrasi memainkan game ku
"yah kan kalah... ada apaan si?"
"gaapa nyapa doang hahaha. capek abis praktek. Minggir mao tidur."
"ishh apaan ganggu orang lagi asik aja."
"baru mulai ntar dikacau lagi. hmzz,"sambungku.
tiba-tiba androidku bergetar dan menyuarakan diri pertanda ada panggilan masuk. Panggilan itu dari ibu tersayang di rumah. Dengan sigrak aku mengangkatnya dan ternyata ibu. bagaimana bisa menolak.
aku berjalan menuju sekre depan sambil memencet tombol hijau kemudian mengobrol. seperti biasa ibu menanyakan kabar dan kuliah secara random. Karena cukup ramai sehingga aku berjalan menuju gazebo.
aku :"Lancar bu, ini organisasi juga jalan."
Ibu :"allhamdulillah terus uang saku? masih kan? cukup kan?"
aku :" Cukup cukup bu aman."
Ibu :"Allhamdulillah."
...
obrolan yang cukup singkat itu namun penuh dengan canda tawa membuat beban ini terasa lepas.
"Nad!" panggil Angger dari pintu sekre.
"Ya!"sahutku dari Gazebo
Dia mengangkat setumpuk kertas berjilid. Kutarik napas dalam dalam sambil berjalan menghampirinya.
"revisi?"tanyaku mendahului buka suaranya.
dia mengangguk dan masuk,akupun membuntutinya.
kemudian kami duduk berhadapan.
"Ini lumayan banyak. emm.. gimana kalau kita revisi sambil makan."
Aku membuka setiap halaman dan hanya menjawab dengan kata 'hem'
Dia bangkit sambil tiba tiba menarik tanganku keluar sekre menuju parkiran. Akupun cukup terkejut dan protes bahwa mau dibawa kemana padahal aku belum membaca semua revisiannya. Angger yang tak memperdulikannya memakaikan helm di kepalaku. Kemudian dia menyiapkan motornya.
"Ayo naik."
"Eng...gak!" balasku sambil melepas helm dan menggenggam proposal tapi, entah kenapa pengerat helm sulit dilepaskan.
cklikclikceklak...
"Iiisszzhhhh susah amat!"
"Udah naik aja sini."
"shhhheehhh ...mbbbrrr,"dengan malas aku berjalan membonceng dimotor ninja birunya itu.
Diperjalanan yang ramai namun penuh dialog antara aku dan Angger menambah kebisingan suara kendaraan berlalu lalang. eh Kalimat demi kalimat Angger lebih tepatnya, karena Aku hanya diam memandangi pepohonan.
Mbreeengg....
"Sialan!"
refleks aku memukulnya dengan kencang karena gas yang tiba-tiba.
"Ahahaha... lh dari tadi gue ngomong sama patung liberty."
aku diam tak menjawab kemudian dia berhenti di salah satu cafe outdoor. jujur saja moodku naik namun aku hanya berpura pura tak menaikan moodku di depannya. Kemudian kami turun dan masuk mencari tempat.
"Kamu cari tempat, aku ambil menu dulu."
aku tak menghiraukannya karena mataku tersebar di segala penjuru terutama pada rak buku menarikku untuk mendekatinya. Dengan bahagia riang aku kesana memilih salah satu buku novel berjudul 'Berdiri didua pilihan'
kuambil dan duduk di kursi yang disediakan. Tak lupa proposal ku taruh di meja depanku. Bab 1 kubuka sudah membuatu tertarik.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
"pilihan pertama dia orang yang ternyata menunggu selama 2 tahun dengan sabar dan ketulusannya untuk berusaha selalu ada selalu suport baik langsung maupun online atau pilihan kedua dia yang ingin kumiliki kembali?" gumam Laskar.
Laskar terpejam sebentar dan mengambil ponselnya untuk memberikan kepastian Dira dan Angel yang berbeda. Dan ia memilih....
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
" kamu mau pesen apa heh?"menurunkan bukuku.
"emck ganggu lagi kan. terserah aja." kembali ku pandang buku itu.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Terimakasih Dira atas apa yang kau lakukan. dan aku hanya ingin kamu selalu seperti ini karena aku mau ajak kamu makan diluar untuk omong sesuatu yang penting (¹)
Terimakasih dan mungkin memang kita tak bisa mengulang amsa dahulu lagi. aku berharap akan selalu jadi sahabat kamu selamanya (²)
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Setelah membaca itu ku tutup buku dan memandang alam sawah serta langit cerah biru. Antara Andre dan Dirga.
"Nad. are you okay?"tanya Andre
"emm.. oh i'm fine."
"okok jadi gini, ini tadi ada revisi yang ini... ini.. dan ini ya.... besok aku tunggu di sekre." jelasnya sambil menunjukkan bagian yang harus di revisi.
"Eh sekarang aja,nih aku ada laptop,"sambungnya sambil mengeluarkan laptop dari tasnya.
"Iya aku mau."
"hah?? mau apa?"berhenti meletakkan laptop dimej.
"Em oh ini maksutnya mau sekarang .. e .. benerinnya... "
Andre mulI memutar laptopnya menyalakan musik dengan memasang earphone kemudian memasangkannya ketelinganya dan satu lainnya ketelingaku.
musik slowrock membuatku bergairah untuk membereskan semuanya. Tak lama kemudian pelayan datang, dan aku refleks memegang tangan Andre untuk melepas earphone dari telingaku.
"Awas jatuh cinta mbak,"pesan pelayan itu.
Mendengar itu aku sangat kaku layaknya kayu. Kami menikmati makanan itu dan meminggirkan laptop Andre.
"Nad, gue mau ngomong serius ini."menghentikan suapan nasi gorengnya.
aku yang lahap menikmati mie ayam hanya menjawab 'hem'
"Dengerin ya... gue tuh sebenernya suka sama lo dari awal, cuman gue sempet mundur gara-gara lo udah ada si Dirga."
"terus?"
" Nabrak!"
"hah?siapa?"
"auk ah bodo."
aku melNjutkan makan mie ayam super spesial itu. Kemudian minum air putih.
"Gimana ulangin?"tanyaku sambil menaruh air putih di sebelah buku.
"Lo pilih gue apa Dirga?"
dalam hatiku hanya menjawab itu kamu Andre, tapi aku berusaha menahan untuk melihat keseriusan kamu.
"Eh ini, aku mulai ya revisinya."
"Em ya deh besok aja kalau kamu dah mau jawab."
Aku berpura pura sibuk agar perasaan terpendamku tak keceplosan. perlahan kuubah dan itu membuat aku tak fokus.
kupilih Andre karena dia ketua yang bisa sabar menghadapi sekretaris seperti aku. Aku menunggu moment ini tapi kenapa ini berat dan takut dikeluarkan karena persahabatan antara ketua sekretaris.
Maafkan aku yang harus memendam ini semua. karena aku takut dan khawatir kau akan berubah. Itulah yang akan kuucap dalam hati sambil memberikan air minum ke dia.
"Bentar lagi selesai"ntar.
"Okay."
Perbedaan ini membuat aku khawatir. amtara mengutarakan balik atau bareng bareng. Kediaman penuh kesabaran ini mungkin akan kusimpan hingga luka ini semakin dalam.
Keheningan mulai terasa hingga membuat Eltc memnuat keramaian. Kemudian Andre pamit ke kamar mandi. Saat kulihat dia sudah cukup jauh.
kuletakkan kedua tangan ke kepala menunduk dan bergumam sendiri tentang jawabanku yang mengiyakan namun tak bisa teeungkPkN. rasa beberapa tahun ini kupendam rapat rapat.
Selanh 5 hingga 7 menit Andre datang dan menanyakanku karena terlihat pusing."Udah dulu. balik yok."
"okedeh."
Kami berkemas namun belum beranjak. "Lu kenapa kagak fokus??"
"perasaan lo aja itu mah. santauyy...."
Aku mengembalikan buku itu dengan menyembunyikannya agar tak ada yang mengambil. Kamipun pulang ke sekre untuk beristirahat. Ia menyuruku untuk istirahat, namun aku sulit karena pertanyaannya membayangi tiap langkahku.
kesadarannya membuat aku belajara untuk tidak menerima apa yang tak ada dihati. Termasuk dia membuat aku sangat sulit dibedakan antara aku jatuh cinta atau hanya sekedar mengagumi belaka.