Dia mendekat, pantatnya hampir berada di pangkuanku. Tangannya meluncur di pipiku dan ke rambutku, cara dia biasa menyentuhku. Matanya melihat ke bawah, dan dia menatap dadaku saat dia memelukku. Beberapa saat berlalu, dan tak satu pun dari kami bergerak.
Detak jantung kami melambat, dan napas kami menjadi begitu tenang sehingga tak satu pun dari kami bisa mendengarnya. TV diabaikan. Nyala api mati di perapian tanpa batang kayu lain untuk memberi makan rasa laparnya. Hubungan itu mengingatkanku pada apa yang Haris gambarkan dengan istrinya, bahwa ada hubungan tak kasat mata yang lebih kuat dari apapun di dunia ini. Itulah yang aku rasakan sekarang, seperti tidak ada yang bisa mengurangi perasaan di antara kami.