Vando menegakkan duduknya ketika seorang pegawai wanita masuk ke ruangannya. Vando berdecih, tatapan matanya menajam pada wanita itu, "Ada perlu apa?"
Wanita itu menelan ludah sebelum menjawab, "Tuan, Anthony berhalangan hadir dan mengambil cuti. Dia menitipkan berkas-berkas miliknya pada saya," jelas wanita itu.
Vando menghela nafas, "Apa tidak ada orang lain yang bisa dititipi selain kamu?!"
Wanita itu tertunduk, "Saya tetangganya yang paling dekat, Tuan."
Vando mengangguk dengan wajah datar, "Letakkan saja disana!" perintah Vando. Segumpal amarah selalu muncul ketika daerah teritorialnya diinjak oleh seorang wanita.
"Baik, Tuan," tutur wanita itu patuh, dia meletakkan berkas-berkas yang dibawanya ke atas meja yang bersih dari benda maupun debu.
Tepat ketika pintu ruangan Vando terbuka secara otomatis untuk wanita itu keluar, Vando kembali angkat bicara, "Katakan pada penjaga lantai ini, untuk tak membiarkan satupun pegawai wanita menapak lantai ini."