Chapter 88 - Rumah Peninggalan Ibu

"Tunanganmu masih ada di luar sana."

Ella bahkan sama sekali tidak menutupi kesinisan dalam nada suaranya. Tetapi di telinga Haikal, Ella terdengar seperti wanita yang sedang cemburu.

Ternyata memang benar, Ella masih menyukainya. Bagaimana pun juga, ia adalah cinta pertama Ella. Mana mungkin Ella bisa melupakannya dengan mudah?

Ia tidak pikir panjang dan berpikir bahwa setiap kebencian yang terpancar dari wajah Ella atau keluar dari mulutnya adalah sebuah bentuk kecemburuan.

"Isabella, aku sangat merindukanmu." Haikal memandang ke arah Ella dengan tatapan penuh cinta.

Matanya tertuju pada wajah wanita di hadapannya. Ella, yang sejak awal memang sangat cantik, terlihat semakin menarik setelah lima tahun berlalu.

"Maaf, tetapi aku tidak."

Ella tetap tersenyum saat mengatakannya. Ia sudah terbiasa untuk menggunakan senyumnya sebagai alat untuk berpura-pura, untuk menutupi dirinya yang sebenarnya. Hingga ia hampir saja lupa bagaimana senyumnya yang sebenarnya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS