Pada malam hari, tepat satu hari sebelum hari pernikahan tiba....
Seorang wanita duduk di depan cermin. Ia menangis terisak seorang diri, tenggelam oleh kelamnya malam. Bersatu pada gelapnya kamar, hanya ada pendar cahaya rembulan yang teramam.
Satu hari sebelum hari pernikahan adalah hari yang berat bagi setiap orang.
Pada hari itu, setiap wanita akan melepaskan masa lajangnya. Semua orang tahu, pernikahan bukan hanya perkara merajut tawa. Melainkan juga, sebuah luka.
Seorang wanita akan tunduk dan patuh pada pria pilihannya. Jennifer mulai menitikkan air mata. Rasa takut mulai menggelayutinya. "Bagaimana jika pernikahanku kelak akan gagal dan berujung perceraian?"
Air mata dengan sialnya tak mau berhenti. Justru semakin deras mengalir. Ketakutan itu muncul dan menyeruak pada dasar hatinya.
"Apa yang bisa aku lakukan untuk sekarang ini? Aku sungguh tidak tahu."
