Anthony memberinya ciuman yang sangat panas. Dia menahan sepasang cakar kecil itu yang berusaha menghalaunya. Meski bingung sejenak, Natalie membiarkannya mencium dirinya.
Dia tidak berani memberontak karena takut tangannya yang masih kotor itu merusak setelan mahal Anthony.
Setelah waktu yang lama, Anthony melepaskan bibirnya dan kepuasan tinggi muncul di matanya. "Oh, bibirmu sangat manis, rasanya enak. Apa yang kamu buat tadi, cheese cake? Bolehkah aku mencobanya sekarang?"
"Tapi aku gagal ..." Natalie menjelaskan.
"Tunjukkan padaku!" Anthony menjilat bibirnya sambil menatap Natalie.
Melihatnya bingung sekaligus malu, suasana hati pria itu entah kenapa baik.
"Jangan, nanti kamu sakit perut!" Natalie terus menjelaskan.
Tiba-tiba jari-jari Anthony yang besar itu sudah meremas pantatnya dan hatinya seperti tersambar petir. Perasaan mati rasa mengalir di seluruh tubuhnya dan wajahnya berubah merah.
Ternyata kue yang dia maksud bukan cheese cakenya, tapi bagian dari tubuhnya.