Jantung Syila terasa berhenti berdetak selama sepersekian detik. Syila tidak tahu jika Alfin mengetahui kesehariannya kemarin, termasuk pekerjaannya juga.
"Lo tau darimana?"
"Apa yang nggak gue tau dari lo? Gue punya informan, salah satunya Fero yang ngasih tau gue aktivitas lo selama di Jakarta"
"Gue terpaksa kerja sama Alex,"
"Gue nggak mau bahas soal kerjaan lo. Dan gue nggak peduli!" sela Alfin. Kemarahan tampak jelas di paras pria itu, membuat Syila sedikit ketakutan dan merasa tidak enak hati.
Alfin menghela napas setelah netranya tanpa sengaja melihat bibir Syila yang sedikit pucat seakan perempuan itu menyimpan ketakutan yang besar. Alfin berusaha keras menurunkan api amarahnya hingga tingkat terendah agar Syila tidak lagi merasa takut.
"Sekarang, gue nggak mau ada kebohongan lagi. Lo harus ngomong sejujurnya, gimana perasaan lo ke gue?" tanya Alfin dengan nada yang lebih tenang.