Airin memejam matanya kuat, air matanya nyaris meluncur bebas. Hatinya berdenyut. Rasanya sebuah kebohongan sekarang bila ia akan menikah dengan Indra malam ini. Airin menahan isakannya kuat-kuat.
"Airin," panggil Nyonya Sarah sembari menghampiri gadis itu. Nyonya Sarah melayangkan senyuman hangat.
Airin lantas langsung menghapus air matanya cepat. "Ah, iya, Nyonya," timpal Airin tersenyum tipis.
"Saya tahu, mendengar penjelasanmu tadi dan Indra bisa saja ini kesalah pahaman. Tapi demi keselamatanmu, maka kamu harus bersedia menikah dengan Indra, Sayang." Nyonya Sarah menepuk pelan bahu Airin. "Kamu tak tahu pasti siapa orang yang menodaimu di saat Indra sendiri yang ada di depanmu saat bangun. Artinya, kamu kehilangan kehormatanmu di rumah ini, dan kami harus tanggung jawab dengan ini, Airin," ujar Nyonya Sarah dengan tatapan serius.
Airin menghela nafas berat dan mengangkat wajahnya menatap Nyonya Sarah. Gadis itu mengangguk pelan.