π Happy Reading π
----------------
π¬Kita Menyembunyikan Apa Yang
sebenarnya Kita Rasakan
Setelah Sano dan teman-temannya meninggalkan Yui sendiri di koridor sekolah, merek pun pergi menuju ruang klub musik cahaya.
"Apakah dia Alice dari Yuigahama?". Tanya Tama pada Sano.
"Yahh", jawab Sano singkat.
"Aduh-aduhh", Celetuk Tama.
"Yaa? Tak kusangka Alice bisa semanis itu!, Aku harus coba untuk mendekatinya!", Sahut Daren dengan antusias.
"Daren!!, Berhentilah memanggilnya begitu!!, Aku satu-satunya yang berhak memanggilnya Alice!!". Sano pun terdiam karena terkejut dengan apa yang barusan dia katakan. "Tapi itu tidak masalah, siapa juga yang peduli dengan Alice?". Sano pun mengelak apa yang sebenarnya dia rasakan.
"Apanya?!". Tama dan Daren pun mengolok-olok Sano karena berkata demikian. Sedangkan Haruka, hanya terdiam sedih karena tahu bahwa Alice telah datang, yaa Yui adalah orang yang di sukai Sano sedangkan Haruka juga menyukai Sano, tak heran jika dia merasa cemburu.
"Kenapa kalian berdua tertawa?!, Apanya yang lucu?!". Bantah Sano yang sedang malu.
"Baiklah, yang paling penting... yang harus kita pikirkan saat ini adalah bagaimana cara menyelamatkan klub kita agar tidak ditutup!". Sahut Tama.
"Orientasinya juga hancur, OSIS bilang klub akan ditutup jika kita membuat masalah lagi!". Ujar Daren dengan pasrah.
"Tidak mungkin! Mereka tidak bisa menutupnya!". Sahut Tama dengan emosi.
"Cuma kita anggotanya, ah ha ha!", Jawab Daren dengan tertawa.
"Jangan ah ha ha doang dong!!, Kita harus bagaimana kalau kita kehilangan-". Ujar Tama yang tiba-tiba di potong Sano.
"Apa masalahnya? Sudah hentikan sajalah. Lagi pula, aku tak bisa menulis lagu lagi". Lalu Sano pergi meninggalkan mereka.
Mereka pun terdiam mendengar apa yang baru saja Sano katakan.
"Sano! Lagu yang gadis itu nyanyikan tadi..., Lagu yang kau tulis, kan?. Dan juga, suaranya tadi...!!". Kata Haruka dengan ekspresi sedikit sedih.
"Haruka!, Lagu itu tak ada hubungannya denganku". Jawab Sano.
"Lagi pula, kita harus pastikan penampilan kita besok bisa sempurna, Sano". Sahut Tama.
________________________
Ruang kelas 1-A
"Entah kapan lagi aku bisa bertemu dengan Sano!. Dia setahun lebih tua dariku, jadi dia akan jadi siswa kelas dua..". Gumam Yui sambil mendengarkan musik di headphone. Dan tak di duga-duga adalah, ternyata Sano adalah teman sebangku dia.
"Huweeeii", Sano dan Yui pun terkejut. Tiba-tiba wali kelas pun datang.
"Ayo, semuanya duduk!, Jadi kau sudah masuk sekolah lagi, Sano Kanada?, Kau masih saja kecil meski nunggak kelas!!". Ujar wali kelas yang sedang meledak Sano. Yaa Sano memiliki masalah dengan tinggi badannya, entah kenapa dia sendiri yang tidak tumbuh tinggi.
"Tidak usah sok simpati!, Huh menyebalkan sekali!!", Sahut Sano dengan nada kesal.
"Nunggak kelas? Sano kanade..., Jadi namamu bukan Sanoha haruto?", Tanya Yui.
"Memangnya siapa orang itu? Dan enggak usah bicara denganku!!", Jawab Sano dengan sok cuek.
"Susu yang kau minum tambah besar ya?!", Ujar Yui yang tidak mendengarkan Sano berbicara dan mengubah topik pembicaraan
"Sudah kubilang enggak usah ngomong!", Sahut Sano.
"Jadi begitu.Tapi.., aku senang kami sekelas", gumam Yui sambil bersenandung melody yang di buat Sano. Tenyata senandungan Yui membuat hati Sano tergerak.
"Semoga suatu hari nanti, aku bisa sedekat ini dengan Kaoru!. Aku yakin akan menemukan dia suatu hari nanti!!", Gumam Yui.
______________
Kelas pun berlalu dan selesai, tibalah waktu istirahat dan para murid baru harus memilih klub yang akan mereka ikuti.
"Mungkin aku juga bisa melihat klub musik cahaya", Yui pun berjalan sambil melihat brosur klub paduan suara. Tiba-tiba dia mendengar suara piano, dan Yui pun mengenal nada itu.
"Suara ini... Piano ini!", Yui pun berlari menuju sumber suara tersebut. "Tak salah lagi, itu... Lagu itu!". Setibanya di ruangan tersebut, Yui menyanyi mengikuti irama piano, yang ternyata Sano lahh yang memainkannya. Melody itu, membuat Sano terdiam mendengarnya. Kemudian Sano melanjutkan melodinya yang ternyata itu adalah lanjutan melodi terakhir yang dia tinggalkan pada Yui.
"Hah? Lanjutannya?", Batin Yui dan kemudian mengikuti irama piano Sano. "Lanjut dari enam tahun yang lalu", Sano dan Yui pun memainkan melodi tersebut dengan sangat indah. "Menyatu bersama-sama. Menyatu bersama!. Dengan waktu itu!", Batin Yui dalam hati.
Dan ternyata Haruka melihat mereka di balik pintu ruangan. "Pembohong", celetuk Haruka yang cemburu melihat mereka berdua. Yaa dia kesal karena Sano berbohong, dia bilang lagu itu tidak dia buat untuk Yui, tapi semua itu adalah bohong, karena Sano tidak mau mengakui perasaannya pada Yui. Haruka pun pergi meninggalkan mereka.
"Hah!, Sudah waktunya untuk konser!", Ujar Sano yang teringat akan konsernya.
"Konsermu?, Berjuanglah. Aku akan menonton!!", Sahut Yui dan pergi meninggalkan Sano.
Suara bel berbunyi ππ
Sedangkan di sisi lain, Daren dan Tama sedang sibuk mencari haruka yang tiba-tiba menghilang, padahal konser mereka sudah mau di mulai.
"Haruka hilang?!", Tanya Tama yang kebingungan.
"Dia meninggalkan pesan di ponselku kalau dia takkan datang ke konser. Dia juga mematikan ponselnya!", Jawab Daren.
"Apa?. Kalau tak ada vokalis, kita sudah pasti akan di tutup!"
"Terus mau gimana lagi?"
"Tidak!!. Aku ingin terus bermain musik dengan kalian, apa pun yang terjadi!!", tegas Tama.
Tiba-tiba Yui lewat di samping mereka, dan itu membuat Tama dapat ide untuk menjadikan Yui sebagai vokalis mereka.
"Yui Kenzune. Aku tak mau mengatakan ini, tapi kaulah pilihan satu-satunya", Tama yang tiba-tiba menarik lengan Yui.
___________________________
Tenyata setelah mendengar nyanyian Yui tadi Sano menjadi mendapatkan ide untuk menulis lagu.
"Kenapa? Kenapa?? Kenapa??? Kenapa disaat seperti ini?!", Gumam Sano yang sedang menulis partitur piano.
"Siapa yang menulis partitur piano itu?", Tiba-tiba ada seseorang yang datang.
"Aku, terus kenapa?, Aku lagi sibuk", jawab Sano.
"Kau dari klub musik cahaya, kan??"
"Memang. Kami mau konser. Tonton saja kalau mau", sahut Sano.
"Pandangan cahaya dari klub musik cahaya", ujar orang itu.
"Aduhh, apa sih?! Kau ini siapa?", Tanya Sano yang jengkel dengan orang itu.
"Aku? Aku dari kelas 1-S. Namaku kaoru, kau?". Dan tak di sangka-sangka ternyata seseorang itu adalah Kaoru yang juga bersekolah di sana. Tapi di sini Sano tidak mengetahui bahwa Kaoru adalah orang yang selama ini di cari Yui.
"Aku kelas 1-A. Sano kanade", jawab Sano.
"Hemmm, nama yang aneh. Kau yang membuatnya??", Ujar Kaoru.
"Terus kenapa? Tidak usah lihat-lihat!", Jawab Sano dengan kesal.
"Baru kali ini aku melihat partitur orang lain. Maaf mengganggu, bulu mata!"
"Jangan panggil aku bulu mata! Pake namaku dong!", Sahut Sano yang jengkel dengan Kaoru.
"Maaf ya bulu mata!", Lalu Kaoru pun pergi meninggalkan Sano.
"Aku tahu. Datanglah ke konser kami!! Dasar anehh", teriak Sano.