Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Untuk Ken

DaoistEmbsMa
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.5k
Views
Synopsis
Kepindahan En ke Malang, ternyata menguak semua rahasia yang selama ini tak pernah diketahuinya. Bahkan gadis itu pun tak mengetahui jika orang yang selalu ada untuknya selama ini, ternyata teman masa kecilnya yang menghilang.Ken. Gadis itu terlambat mengetahui kebenarannya. Lalu, kebenaran apa yang sebenarnya disembunyikan Ken dari En? Apa yang terjadi bila En mengetahuinya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Pengenalan singkat

Aku Afsheen. Bisa dipanggil Af, Sheen, Heen atau terserah kalian mau memanggilku apa. Tetapi,aku lebih suka jika dipanggil En, banyak orang yang selalu kesulitan melafalkan namaku, dan En menurutku itu nama yang paling mudah diucapkan. Singkat dan jelas!

Dalam kesempatan ini aku mau menceritakan tentang perjalanan hidup yang pernah ku alami, yaaa memang tak lain dengan kehidupan kalian kalian yang dimulai dengan bangun tidur dan juga diakhiri dengan tidur lagi.

Tetapi, biar kuberitahu sedikit tentang keistimewaan kecilku. Gadis berusia dua puluh tahun ini bisa melihat hal hal lain yang tak bisa kalian lihat, bisa dibilang sih "mahluk halus"

Mungkin salah satu atau sebagian dari kalian yang membacanya pun ternyata ada juga yang sama denganku. Kita senasib guys!

Kembali lagi dengan tujuanku, seperti yang kuberitahu tadi aku bisa melihat hal lain yang tak bisa kalian lihat.

Karena kemampuanku itu terkadang aku sendiri pun merasa sangat takut dan tertekan, mereka selalu berdatangan dan muncul di mana mana. Tak kenal waktu dan tempat.

Terkadang aku menjerit histeris ataupun menangis sesenggukan sendirian. Rasanya tak adil. Ketika orang lain tak bisa melihat apa yang ku lihat, sedangkan aku bisa melihat mereka dengan berbagai macam dan wujud yang terkadang mengerikan.

"En, berhenti menangis jangan jadi anak yang cengeng!" bentak ibuku ketika aku masih berusia tiga tahun, saat itu aku melihat sesuatu berwarna hitam besar yang duduk duduk santai di atas lemari kamarku, kedua mata tajamnya seolah memerhatikan ku terus, membuat tangisanku tak terkendali.

Karena jenuh dengan sikapku ibuku pun meninggalkanku sendirian di kamar, seolah menulikan kedua telinganya akan tangisanku yang tak henti hentinya.

Memang saat aku kecil aku sering menangis dan ketakutan yang berlebih jika sudah melihat mereka, sayangnya tidak ada yang mengerti kemampuan istimewaku tersebut.

Hari harinya ku hadapi sendirian dengan rasa tak aman ataupun nyaman.

Ketika aku duduk di bangku SD perlahan aku mulai bisa terbiasa. Jika memang mereka muncul di hadapanku saat itu, reflek yang kuberikan hanya tersentak dan berteriak singkat, karena memang aku pun sudah terbiasa.

Tetapi, beda lagi kalau wujudnya menyeramkan. Tabiatku saat kecil pun langsung kembali lagi saat itu dan di tempat itu.

Hemm ... sepertinya aku terlalu panjang bercerita. Lebih baik kalian baca sendiri saja dan kalian selami perjalanan dari seorang En ini.

Happy Reading ♡