"Dek bangun udah jam 6 nanti kamu telat lagi!" Wanita itu mencoba membangunkan putri kecilnya yang masih bermimpi didalam sana.
"Iya ma, ini aku udah bangun kok" jawaban samar dari dalam kamar tersebut, dengan gadis yang baru saja terbangun dari mimpi indahnya. Ia beranjak dari tempat tidurnya tersebut dan membuka pintu kamar menyapa ibunya.
"morning mama" sapanya dengan mata yang masih menyipit khas orang bangun tidur.
"Pagi juga anak cantik, siap-siap sekarang nanti ditinggalin abang kalo kamu kesiangan" balas ibunya sembari menyuruh putri gadisnya untuk bersiap-siap ke sekolah.
Gadis tersebut hanya menjawab dengan mengangkat tangan yang membentuk 'ok' dan mulai memasuki kamarnya kembali untuk mandi. Ibunya yang melihat tingkah gadis itu hanya terkekeh kecil dan menggelengkan kepala sembari menutup pintu kamar yang lupa ditutup tersebut, lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga mereka.
"Pagi ma" sapa lelaki yang sudah siap dengan tas di bahu nya.
"Pagi juga yan, Arsen mana? Kok belum keliatan?" Jawab sang ibu yang sedang membuat sarapan, tak lupa menanyakan anak tengah nya pada si sulung.
"Mama kayak gatau Arsen aja si ma, palingan juga bareng sama ica turunnya" balas Ryan, sulung dari 3 bersaudara yang sudah memasuki bangku kuliah tersebut. Ia mulai mendudukkan diri pada bangku yang berada diruang makan tersebut.
Tak lama Suami, Arsen, dan si Bungsu mulai memasuki ruang makan dan mengambil tempat masing-masing. Ibunya yang sudah selesai menyiapkan sarapan pun ikut bergabung bersama mereka.
"Pagi bang iyan, pagi arsen, pagi papa" sapa gadis itu dengan riang, tak lupa dengan senyum yang tercetak di wajah cantiknya itu.
Keluarga tersebut makan dengan tenang, setelah selesai satu persatu mereka mulai meninggalkan ruang makan. Hendra pamit untuk bekerja, Ryan yang sudah akan berangkat ke kampus, dan Arsen juga Jesica yang akan ke sekolah hingga menyisakan Ratna sendiri di rumah.
🦅
Jesica turun dari motor kakaknya, dan ingin langsung duluan masuk meninggalkan area parkir. Namum dengan cepat Arsen menggapai tas belakang nya sehingga ia tidak bisa melangkah, "lo apaan si sen, gue mau ke kelas ni!" Gerutu Jesica dengan kesal.
"Sopan dikit kek sama abang sendiri, jangan manggil nama doang. Lo masuk bareng gue ga ada penolakan!" sarkas Arsen kesal dengan adiknya tersebut yang selalu memanggilnya dengan nama tanpa embel-embel kak atau abang.
Jesica hanya bisa pasrah dan menunggu Arsen yang masih memarkirkan motornya. Setelah selesai, ia langsung menggandeng tangan Jesica dan mulai memasuki area koridor sekolah. Pertama ia akan mengantarkan adik kecilnya itu menuju kelasnya, barulah ia akan menuju ke ruang osis untuk mengurus beberapa surat yang harus ia tangani.
"Belajar yang rajin, gausah mikir yang lain ya. Gue mau ke ruang osis ada yang harus gue kerjain dulu sebentar." Pamitnya saat telah sampai didepan kelas Ica, tak lupa iya mengusak rambut gadis itu. Sehingga bukan hal aneh jika mereka selalu menjadi bahan omongan siswa-siswi di sekolah karna perlakuan manis Arsen.
"Okey, awas aja lo sampe macem-macem di ruang osis. Gue laporin lo ke mama!" Jesica hanya mengangguk sembari memperingati kakak nya itu agar tidak macam-macam.
Ya yang namanya setan kan ga ada yang tau kan, jadi lebih baik ia mengingatkan Arsen saja.
Arsen hanya terkekeh mendengar penuturan adiknya itu dan langsung pergi meninggalkan kelas itu, begitu pula dengan Jesica ia langsung memasuki kelasnya saat Arsen mulai meninggalkan kelasnya.
"RATUU!!" Teriak Jesica sambil berjalan menuju tempat duduknya, sang empu yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh cepat sebelum dirinya akan diteriaki lagi oleh Jesica.
"Gue disini ca, gausah teriak gitu deh. Kenapa hm? Lo lupa tugas lagi?" Tebak Ratu menimpali teriakan yang akan dikeluarkan dari mulut Jesica.
"Mentang-mentang gue suka lupa tugas, lo pikir gue bakal nanyain tugas terus ya ke lo" kesalnya sambil mendudukkan diri ditempat duduknya,
"lo tau ga sih tu, katanya bakal ada murid baru dikelas kita! Asli kalo ganteng mau gue gebet pokoknya!" Hebohnya ia memberikan informasi yang dia dapat dari sepanjang koridor tadi.
"Tau dari mana lo? Tuh lambe turah kelas aja belum ngasih info apa-apa ke kita, lo malah udah gercep begini?" Ujar Ratu yang tidak percaya dengan perkataan Jesica, karna ia belum mendapat informasi dari Nada yang merupakan lambe turah kelas mereka.
"Masa lo gatau sih, orang sepanjang koridor aja pada ngomongin murid baru yang bakal masuk ke kelas XI IPS 2. Kudet banget deh lo"
"Gue ga kudet ya, Nada aja belum tau berarti gue engga kudet ica" Ratu tidak mau kalah dengan Jesica
Tak lama baru masuklah Nada dengan tampang heboh nya yang akan memberikan informasi kepada teman sekelas nya, "GUYS! Tau ga sih, tadi gue lewat kantor guru. Dan gue liat ada cowo ganteng disana, denger-denger sih dia bakal masuk kelas ini!" Nada berujar dengan heboh didepan kelas mereka.
"NADA POKOKNYA ITU COWO MAU GUE TANDAIN, GA BOLEH ADA YANG DEKETIN DIA YA!!" Jesica dengan tak kalah heboh langsung berdiri dari duduknya dan berteriak seperti itu.
"Lo sama gue aja kali jes, ngapain sama cowo yang belum jelas begitu." Vino yang mendengar teriakan Ica berujar begitu.
Vino dan Ica memang dikenal sebagai sahabat yang sangat akrab oleh teman sekelas mereka. Bahkan saat mereka tidak satu kelompok akan terasa aneh, pasalnya mereka seringkali berada dalam satu kelompok yang sama, baik itu pilihan guru ataupun saat memilih kelompok secara acak.
"Gamau lo bau, Vin. Mending gue sama si anak baru itu aja!"
"Awas aja lo nanti ngemis tugas ke gue, gabakal gue kasih lagi lo!"
"VINO KOK LO BEGITU SAMA GUE?!" Ica langsung murung saat mendengar ancaman pria tersebut.
Vino yang tak tega melihat sahabatnya cemberut itu langsung menenangkannya. Teman sekelas mereka hanya bisa geleng-geleng melihatnya, kelas itu akan terasa sepi jika Vino tidak berulah pada Ica.
Kring... Kring... Kring....
Bel tanda masuk telah berbunyi, Vino telah kembali ke tempat duduknya dan Ica masih saja murung atas ancaman Vino tadi. Bu Sukma selaku wali kelas mereka memasuki kelas dengan pria tampang berbalut hoodie hitam mengikutinya dari belakang, Ica yang melihat nya langsung merubah raut wajahnya dari murung menjadi senang.
"Selamat pagi anak-anak." Bu Sukma menyapa muridnya dan dibalas serempak oleh mereka, "hari ini kalian kedatangan teman baru pindahan daru Bandung. Silakan nak, perkenalkan dirimu" lanjut bu Sukma juga menitah anak disampingnya itu memperkenalkan diri.
"Pagi semua, gue Gavindra Elang Pratama panggil aja Elang. Gue pindahan dari Bandung, semoga bisa berteman dengan baik, thanks" Lelaki bernama Elang tersebut memperkenalkan dirinya dengan di depan kelas tak lupa senyum tipis diakhir perkenalannya.
"Apakah ada yang ingin ditanyakan untuk Elang?" Tanya bu Sukma setelah perkenalan tersebut.
Jesica dengan cepat mengangkat tangannya agar tidak keduluan dengan teman-teman yang lain, bu Sukma yang melihatnya pun langsung memberi kesempatan pada Jesica.
"Emm, lo udah punya cewe belum? Kalo belum boleh dong kasih tau kriteria lo, biar gue bisa memantaskan diri" pertanyaan yang keluar dari Jesica cukup membuat suasana kelas menjadi ribut.
Mau heran tapi itu Jesica