Hmm...
Perjalanan ini sudah banyak diterpa hujan.
Dikeringkan oleh terik matahari.
Pelabuhan akhir yang tak kunjung tiba.
Apakah kau merasa hatimu hampa.
Melamun hingga termakan waktu.
Berkhayal waktu bisa diputar layaknya film.
Jeda belum ada, yang ada hanya koma.
Mau cari apa ?
Ingin yang bagaimana ?
Aku rindu.
Apakah seseorang ?
Iya, tapi ada lagi.
Apa itu ?
Waktu, Dimensi, dan Ruang
Ketahuilah...
Rindu itu mengarah pada sesuatu yang ada di kejauhan, tapi tak bisa dipungkiri kalau waktu yang telah memisahkan lalu mempertemukan.
Pendukung dan penghalangnya pun sama, yaitu keadaan.
Semua pernah.
Layaknya luka, lama kelamaan membekas.
Ibarat memar, beberapa saat kemudian hilang.
Rindu ya...
Dulu waktu kecil yang jadwalnya makan tidur dan bermain sepanjang hari tanpa ada deadline yang menanti.
Kecewanya gak perlu ditutup tutupi, kalau gak terima sama keadaan tinggal menangis.
Dimanja, dipuji puji, diberi kasih.
Sekarang, dituntut cepat dan kuat untuk setiap gerakan, kalau gagal sekalipun dicaci maki, dihakimi, dijegal kesana kemari.
Apa kau rindu...
Sore hari kau berangkat mengaji.
Malam hari belajar dan mempersiapkan buku.
Sebelum tidur gosok gigi atau minum susu.
Mematikan lampu kemudian tidur untuk menemui pagi.
Apa kau masih ingat...
Hari minggumu selalu kau nanti.
Menonton layar kartun anime di televisi.
Tidak ada yang namanya rebahan.
Mana kenal yang suka tidur kesiangan.
Mainanmu yang berupa mobil mobilan kini berubah jadi zona kawan tanpa kepastian.
Dulu kau suka main tembak tembakan, tapi sekarang kau justru suka memendam perasaan.
Kau dulu sebagai buah hati diberi kasih sayang, kini giliran kau yang memberi kasih sayang pada buah hati orang.
Sekarang apa kabar ?
Hidupmu justru sederhana.
Tak ingin banyak bicara.
Malas bercanda.
Postingan mulai dikosongkan.
Profil foto diri tak nampak dipajang.
Ragu ragu.
Malu malu.
Takut dengan sesuatu.
Mulai khawatir dengan masa depan.
Besok mau jadi apa ?
Dulu waktu usia dini kau optimis dengan cita cita, namun sekarang, bermimpi dan mendengarkan hati kecil saja enggan.
Entah tak tahu kapan atau bagaimana.
Tak terasa dirimu sekarang sudah sebesar ini.
Wajahmu yang imut berubah jadi menawan.
Bicaramu dulu masih mengeja, sekarang lantang.
Saat itu masih merangkak, kini berjalan tegak.
Masa menyenangkanmu sudah menemui titik penghabisan ya...
Masa SMA kala itu...
Kini hanya memori.
Kesenangan yang pergi.
Tak bisa dirasakan kembali.
Kebersamaan akan pertemanan, membuat hidup ini penuh suka cita meskipun berada dalam rintihan duka.
Ngopi yang jadi rutinitasmu mulai tak nampak lagi, karena setiap pribadi terpisah oleh kepentingan duniawi.
Canda, lelucon, dan tingkah saat itu menghiasi, sekarang mulai berganti dengan tuntutan pribadi.
Pendidikan masa itu sebagai ruang kebersamaan kini telah jadi problematika mandiri untuk masa depan.
Sedih rasanya ditinggal oleh masa.
Kadang atau sering juga menyesal dengan diri sendiri.
Atau mungkin takut memulai padahal belum ada peringatan berhenti.
Untuk dirimu pejuang nafkah yang tak setiap hari pulang ke tempat asal.
Dari kejauhan...
Barangkali kau rindu dengan ruang dan tema.
Kau rindu kampung halaman tempatmu lahir dan dibesarkan.
Rindu sekolah tempatmu menempuh pendidikan.
Rindu rumah tempatmu berlindung selamanya.
Rindu keluarga yang dari dulu hingga sekarang tak pernah tergantikan.
Jalanan ditengah sawah, mengalir sungai disampingnya, lalu bertemu dengan matahari terbit di pagi hari kemudian senja menyorot bumi jadi tanda cukup sampai disini, besok lanjut lagi.
Suasana itu merupakan sambutan untukmu yang pergi sampai kembali pulang.
"Semakin lama kau hidup, maka rindu mu pun akan semakin banyak tentang hal hal yang sebelumnya kau lalui."
Kau rindu ...
Dengan yang dahulu.
Entah itu temanmu atau pasanganmu.
Cara pikir dan kebiasaanmu.
Tidurmu tak dibangunkan oleh siapa siapa.
Matamu sesungguhnya mudah untuk terpejam.
Badanmu pun ingin segera berbaring dan selonjoran.
Yang susah itu otakmu, semua yang ada pada dirimu ingin senyap tapi otakmu justru kelayapan.
Dongeng atau memang benar, kalau rasa rindu itu membuat tidurmu sukar hingga membelit perasaan.
Kau harus tahu.
"Rindu itu tak pernah salah dan tak bisa disalahkan, sebab rindu itu spontan, tak terduga untuk mengejutkan. Rindu mungkin bisa ditahan, tetapi tak bisa dirubah dengan lain keadaan."
Sepertinya, tetapi memang fakta...
Kerinduan bukanlah ungkapan untuk pasangan yang berjauhan.
Rindu ialah kata hati yang tak bisa dibungkam, bahkan akan semakin meronta ronta apabila tak diungkapkan.
Rindu itu tidak pernah menjadi dusta, karena hati senantiasa merasa dengan sebenar dan sejujurnya.
"Rindu memiliki musuh bernama lupa.
Ingatan ialah penunjang rindu.
Apabila lupa telah terjadi maka rindu itu mustahil menghampiri, kalau memang ingatan itu masih ada, bisa dipastikan rindu itu datang dengan sendirinya tanpa terduga."
Di kala kau susah, kau rindu akan kesenangan, sedangkan saat kau berhasil, kau tak ingin kembali susah namun pasti kau mengenang masa susahmu dulu.
Antara rindu perjuangan setelah mencapai keberhasilan dan rindu kesenangan apabila mengalami fase menyulitkan, semua sama sama berhubungan dengan waktu yang telah berlalu, kemudian terkenang, maka terbilanglah sebuah rindu.
"Perbuatan masa lalu yang berkesan adalah latar belakang rindu, pemicunya bisa jadi orang lama yang hadir kembali atau cerita lama yang kau dengar saat ini."
Kau...
Coba lihat notifikasi diponselmu !
Apa yang ada di situ ?
Beberapa mungkin sepi.
Sebagaian barangkali cuma ada grup yang ramai dan olshop yang lagi promosi.
Fotomu beribu ribu digaleri.
Kontak mu ratusan di media penyimpanan.
Mana yang kau pamerkan ?
Mana yang kau ajak berkomunikasi ?
Kau pasti tak peduli dengan itu.
Sebab kau tahu, itu hanya buang buang waktu, bahkan kau anggap tidak perlu.
Satu alasan, kau sungkan untuk mengucap rindu sebelum bertemu.
Antara kau dan aku bisa sama merasakan rindu, tetapi apa yang kita rindukan berbeda.
Soal merindukan mungkin kita masih bisa berbagi cerita, namun mengenai dirindukan, kita mustahil tahu menahu apa yang ada dilain rasa.
Kau...
Apabila ingin berhenti melepas ingatan dulu, termasuk rindu.
"Pembendungnya bukanlah hiburan istimewa melainkan kehadiran khusus bagi yang merindukannya."
Jika kau ingin penawar rindu, aku beri sedikit materi untukmu.
"Rasa pada masa lalu bisa dipudarkan dengan menjalani aktivitas baru."
Rindu masih jadi misteri.
Bersifat temporer atau permanen.
Rindu itu bagai hujan yang sedang turun...
Ada dampaknya.
Air matamu bisa menetes.
Mendadak diam tak mau bicara.
Pusing hingga jadi beban pikiran sepanjang hari.
Fokusmu mudah terganggu.
Tapi jika rindu itu menyadarkanmu tentang hal baik pada masa lalu, itulah hidayah dari sang maha kuasa untuk mengingatkanmu.
Kau kembali berdoa, dan mengulangi doamu yang selama ini istirahat terucap dari mulutmu.
Hatimu berubah menjadi lemah lembut memusnahkan angkara murka.
Dirimu itu tak membuka rindu, justru rindulah yang membuka dirimu.