Chereads / Miss Dalton, I LOVE YOU / Chapter 4 - Si Gadis Bersepatu Merah

Chapter 4 - Si Gadis Bersepatu Merah

Pesawat Garuda Indonesia baru saja landing di Kota Yogyakarta siang tadi. Katanya kota ini memiliki daya tarik dan pesonanya yang sulit membuat wisatawan move on. Hari ini Zayden akan menyelesaikan misinya satu persatu, ia akan menyelesaikan Peresmian Ruby Red Star Hotel yang baru saja dipindah tangankan kepemilikannya menjadi anak perusahaan property milik Lim Group. Hari sudah berganti malam, dan malam ini begitu cantik, bintang-bintang bertebaran di langit Yogya. Jam menunjukkan pukul 19.10 wib. Seorang wanita baru saja datang dan memarkirkan sepeda motor matic nya di halaman Ruby Red Star Hotel. Memakai gaun merah selutut serta sepatu dengan warna senada, menggunakan sedikit riasan natural ala-ala wanita Korea, membuat wanita itu tampak mempesona.hhhhh

Hana POV

Aku berjalan memasuki Lobi hotel.

"Seingatku, dulu hotel ini tak sebagus dan semegah sekarang. Apa kepemilikannya sudah berpindah tangan ya?" batinnya sambil terus berjalan. Kali ini tujuannya adalah Ballroom hotel, memasuki lift yang kini hanya ia sendiri yang mengisinya.

Ballroom hotel berada di lantai atas, tepat pukul 20.00 wib nanti sahabatnya akan segera bertunangan. Kemudian 3 bulan lagi mereka akan segera menikah. Aku pikir semua orang memiliki kebahagiaan nya masing-masing dan itu sudah di atur oleh Tuhan. Terkadang aku pikir, aku ingin seperti Sella, tapi tidak semua harus Tuhan berikan langsung saat ini juga. Aku percaya kebahagiaan ku datang dengan cara yang unik dan tak di duga-duga.

Ting...

Pintu lift terbuka. Tepat di Lantai 7 Seorang Pria memasuki lift. Sepersekian detik aku tidak terlalu memperhatikan nya. Namun, jika dilihat-lihat wajahnya tidak asing. Apa Aku pernah melihatnya?, Tapi dimana ya?, Wajahnya seperti kakak sedih?. Ah sudahlah, kamu kebanyakan nonton drakor Hana. Mana mungkin Kakak sedihmu disini?, Lupakanlah!.

Brukkk.....

Tiba-tiba sebuah insiden yang tak di inginkan terjadi. Aku terjatuh begitupun dengan pria itu, lampu Lift padam dan seketika lift berhenti. Jujur, aku panik. Aduh bagaimana ini? Kudengar samar-samar pria di sebelahku ketakutan. Apa dia takut gelap, atau dia mengidap Nyctophilia?.

"Aaaarghhh.. tolong.. !" ucapnya dengan lemah. Aku juga panik, aku tidak begitu mengetahui apa yang harus dilakukan saat ini.

"Tuan,, tenang..!"pintaku sambil menepuk pelan pundaknya. Dia terkulai lemas di lantai, mengenggam tanganku begitu erat, aku sedikit terkejut.

Aku bergegas menghubungi petugas hotel segera dengan nomor yang tertera di lift. 2 menit kami berbicara, mereka bilang akan segera memperbaikinya dalam waktu 10-15 menit lamanya. Aku meminta agar di percepat karena ada orang yang sepertinya berbahaya jika dia terus berada di ruangan yang gelap dan sempit ini.

"Aakkkkuuu taakkut!" rintihnya kembali. Ya Tuhan sepertinya ini bukan modus atau apalah itu namanya, memang aku menyaksikan sendiri jika gangguan ini memang nyata dan ada.

"Tenang tuan, saya disini!" ucapku lembut, dia masih terus menggenggam erat tanganku, aku rasakan nafasnya yang memburu, dan ku dengar jantungnya berdetak lebih cepat dari jantung ku.

Aku memanfaatkan Flashlight di smartphone ku. Kini ia hanya terdiam dan menatapku. Aku tak tau dia siapa? yang kutahu aku tidak bisa marah jika keadaan seperti ini? walaupun sebenarnya aku cukup risih.

Setelah 15 menit lamanya lampu Lift kembali menyala dan petugas mengabariku jika lift sudah bisa beroperasi normal lagi. Pria yang tadi ketakutan berubah 360 derajat, menunjukkan sikap dinginnya kembali. Bagiku tidak masalah, baguslah jika dia tau aku sedikit risih tadi. Jujur memang aku suka menolong orang. Bahkan cita-citaku simpel, Aku jadi kaya raya, dan bisa kubantu setiap orang-orang yang membutuhkan, anak-anak yang putus sekolah, orang tua yang di buang oleh anaknya, dan kucing-kucing lucu jalanan akan kukasih dan hidup sehat setelah itu. Sebegitu simpelnya sampai-sampai terkadang aku melupakan kebahagiaanku sendiri.

Ting,,,,

Pintu lift terbuka dan segera mungkin pria itu mendahului ku. Tanpa ucapakan terimakasih, tanpa sepatah katapun. Sejujurnya Aku juga malas memulai. Jadi aku abaikan sajalah.

Aku memasuki Ballroom tempat acara pertunangan sahabat ku.

"Bee,,, kenapa lama sekali.....!" teriak Sella dengan lengkingan khasnya.

"Sorry bee, tadi ada masalah sedikit" aku berbohong, dan tidak mau membuatnya khawatir di hari bahagianya.

"Yaudah, sini aku tunjukin tempat dudukmu ya!" ajaknya sambil menuntun ku.

Untuk kesekian kalinya aku terkejut, terkejut nya karena Pria tadi duduk tepat di sebelah kursi yang tujukan untukku. Ya ampun kejutan apa lagi ini?.

Dia tak lagi ketakutan, pakaian yang tadi sedikit tidak rapi, kini sudah rapi kembali. Rambut yang sedikit acak-acakan menjadi lebih klimis dari yang sebelumnya. Aku akui pria ini Tampan, tapi aku kurang menyukai in personal nya saja. Kurang sopan menurutku.

Acara akan segera di mulai, kini sudah ada beberapa keluarga besar dari kedua pasangan. Mereka mulai dengan kata sambutan dan memanjatkan doa dan rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa semoga acara berjalan lancar sampai nanti Dan kedua anak mereka dapat menjalani kehidupannya dengan status baru yang mudah-mudahan akan segera dilanjutkan dengan hubungan suci pernikahan. Aku terharu sekali melihat sahabatku bisa sebahagia sekarang dan hari ini aku melihat binar indah itu di keduanya maupun keluarga mereka.

"Jangan seperti itu di depan sahabatmu nona Hana" ucap pria di sebelahku, sontak aku membulatkan mata dan menatapnya yang masih fokus melihat momen manis sahabatku disana. Apa Dia tau namaku?

"kkaauu?"

"tau namaku?" tanyaku, tanpa menjawab ia hanya tersenyum sambil meminum wine.