Chereads / hate is Love / Chapter 2 - chapter 2

Chapter 2 - chapter 2

"tentu saja Kinara Amanda...aku akan kabulkan keinginan mu, seperti diawal aku mengabulkan keinginan kedua orang tua kita" El mengeluarkan maklumat nya, dia tahu selain ingin berpisah tidak ada lagi keinginan Kinara saat ini. Baginya setahun ini cukup membuat gadis ceria seperti Kinara menjadi pemurung, dia ingin melakukan satu hal terbaik dalam hidupnya untuk Kinara....

"yah... itu seharusnya... kamu tau seandainya aku mati lalu bisa reinkarnasi,, orang yang paling tidak ingin aku kenal itu kamu!" ucap Kinara dengan suara bergetar, lalu enyah dari hadapan pria rapuh yang tepaku disana.

***

Desakan dari mata itu akhirnya keluar juga,, Kinara terseguk di balik kemudinya. Harusnya ia bahagia hari ini,, setelah hari ini dia akan memproklamirkan kemerdekaan dirinya yang terbebas dari Keanu El Azriel,, putra sulung keluarga Hartanto AzrieI,,!! CEO membosankan yang sangat kaku!!! meskipun tidak mungkin kembali pada Fadhlan paling tidak ia tidak akan melihat muka menyebalkan El tiap hari.

yeah!! dia bahagia seharusnya... tetapi kenapa perasaan seperti ada yang menyayat hatinya melihat El bersama gadis bernama Putri itu!!!

Why??!!!

akh!! sial....!!!

terngiang suara Tania yang memperingatinya tadi siang. Dia akan menyesal??!! itu tidak mungkin.. yah... seharusnya tidak ada kata menyesal!!

.

Kinara melaju kencang dengan sedan putih nya menyusuri jalan yang tampak licin setelah hujan sebelumnya.

"Aku Bahagia El... kau dengar aku bahagia!!!!" jerit Kinara sambil terus melaju, entah sudah berapa juta air mata membasahi pipi kemerahannya. Dia menangis sejadinya, sambil membohongi diri sendiri tentang kebahagiaan hampa itu!

.

Pandangannya seketika penuh kabut, mobilnya makin tidak terkendali hingga menabrak pembatas jalan lalu, bruukkkkk!! sedan putih hadiah pernikahan dari sang mertua terbalik mengeluarkan suara dentuman kuat. Kinara mengucapkan sepenggal nama sebelum ia kehilangan kesadarannya...

"El...." ia berdesis lemah. Semua jadi gelap. kesemuan dan kesepian itu menyergap seketika.

***

"Tania.. please.. please sekali ini aja..." rengek Kinara dari ponselnya agar Tania mau mengikuti kemauannya untuk meminta izin pada papa mamanya agar dia bisa pergi bertemu Fadhlan sebelum pertunangan besok Lalu pernikahan dua Minggu kemudian dengan pria asing yang sama sekali tidak ia kenal. Bisa-bisanya dia menjadi alat pemersatu dua keluarga yang punya kesepakatan konyol dimasa lalu.

Pantas saja, hubungannya dan Fadhlan yang nyatanya seorang calon dokter yang santun lagi sopan tidak bisa menarik simpati kedua orang tuanya. Ternyata ada udang dibalik batu, pernikahannya sudah ditetapkan bahkan jauh sebelum dirinya dilahirkan.

Astaga!! dunia macam apa ini.. padahal Kinara punya seorang kakak perempuan bernama Alysa Amanda, tetapi kenapa harus dirinya??!!

Kak Alysa bisa bebas menentukan pilihan hidupnya, sekarang dia sudah bersuami kan pria yang dia cintai bernama Sadewa. Sementara dirinya harus merana menerima keputusan sepihak yang tidak sesuai dengan dirinya!!!

"ah.. elo kin ada-ada aja deh... udah ngga apa-apa loe turutin aja mau nya om sama Tante,, ini juga buat kebaekan elo.."

"temen macam apa sih kamu Tan,, kamu rela liat aku ngabisin sisa idup aku sama cowok yang sama sekali ngga aku kenal??"

"lah ntar jadi laki loe.. bakal kenal juga..."

"please Tan,, aku janji aku cuma mau ketemu Fadhlan sebentar aja.. sebelum kami benar-benar pisah..." ujar Kinara memelas membuat hati Tania menjadi luluh.

Jeda sejenak.

"ya udah.. tapi bener ya cuma buat perpisahan doank bukan mau kabur...?" Tania coba meyakinkan lagi kalau gadis berusia 20 tahun yang belum menyelesaikan kuliahnya ini tidak akan berulah dengan menjadikan dirinya umpan.

"iya.. beneran deh Tan..." janji Kinara meyakinkan.

.

Tania adalah sahabat yang sudah dianggap anak sendiri oleh kedua orang tua Kinara,, tuan Arman Subakti dan Nanda Auliya, yah nama 'Amanda' memang gabungan dari nama mama dan papa mereka. Cepat saja izin pun diberikan pada Tania, tapi cuma dua jam tidak lebih!

***

Pria berpakaian putih ciri khas dokter itu menghampiri Kirana yang sudah menunggunya sejak tadi di koridor rumah sakit, tempat Fadhlan mengabdi untuk menyelesaikan studi kedokterannya.

Senyum simpul dengan lesung pipi itu berhasil melelehkan hati Kirana, seorang gadis yang kini kebahagiaannya sedang dipertaruhkan. Ingin rasanya ia memeluk tubuh pria yang sudah empat tahun ini dia cintai, tapi dia tidak bisa berbuat banyak, dua bodyguard yang khusus disewa oleh papanya terus mengawasi tiap gerak geriknya.

Kinara mengeluarkan tissue dari dalam tasnya, lalu menyeka keringat Fadhlan. Hatinya kini terasa getir, haruskah cinta mereka berakhir disini?

"tumben kin nyamperin aku disini,, kangen ya??" goda Fadhlan membuat rona merah di kedua pipi Kinara,

"kangen banget...." Kinara berbinar, dia sungguh tak kuasa jika harus berpisah dari Fadhlan yang baik,, Tania menyikut sahabatnya, untuk memberikan aba-aba bahwa waktu mereka sangatlah berharga sekarang.

Kinara memberikan kode pada Tania, gadis itu menjaga jarak sedikit menjauh.

"kamu kenapa?? kok mukanya sedih??" tanya pria berkacamata minus itu lembut, Kinara tertunduk sejenak.

"bisa.. kita pergi ketaman tempat pertama kali kita ngedate.." pinta Kinara kemudian.

"kamu mau kesana..?"

"yah... " angguk Kinara ragu,, tapi masalahnya bagaimana caranya dia bisa pergi tanpa diikuti dua bodyguard dan Tania. "kamu pakai motor kesini??" tanya Kinara membuat Fadhlan mengerenyitkan dahi, gadis itu tahu persis bahwa dia sangat suka mengendarai motor.

"ayo cepat...!!" gadis berkuncir kuda itu menarik tangan sang dokter cepat sebelum ketahuan oleh para bodyguard dan sahabatnya.

.

Petualangan main kucing-kucingan pun dimulai, Tania baru menyadari kalau Kinara tidak nampak dalam pantauannya. Segera dia meminta dua bodyguard berpakaian serba hitam itu mencari keberadaan sahabat bersama kekasihnya.

"Kinara... awas ya....!," umpat Tania geram dengan ulah sahabatnya.

.

.