"daun kemanggi enak juga~ dan di hutan ini sangat melimpah.. geh!! Tunggu, kenapa aku malah terbiasa! Harusnya aku makan daging atau apa kek cari... (Sebuah ingatan tentang hewan yang kini makin buas) cari... (Makin liar) cari... (Makin brutal) cari daun kemanggi lagi ah~"
Sudah 3 hari semenjak pertemuanku dengan pemburu sejak saat itu aku selalu berhati hati bila mana mereka dapat menemukan ku, aku selalu mengoles lumpur pada tubuhku dan berhati hati mengenai luka goresan, walau agak berlebihan aku takut sebuah luka kecil dapat menarik perhatian pemburu, pohon-pohong sekarang sangat besar di bandingkan era di mana aku hidup dulu, oleh sebab itu karang aku tidur di celah celah akarnya. Di tambah banyaknya persediaan daun kemangi membuat aku tidur tanpa di ganggu oleh nyamuk, rasanya kemangi seperti penyelamatku dalam segala hal.
Ingatanku kian hari tak sedikitpun pulih, yang ada hanyalah aku mengetahui perbedaan dari era sebelumnya dan era sekarang seperti aku tau flora dan fauna di jaman ini tak seperti dahulu. Jika aku memikirkannya apa mungkin sebuah proses evolusi terjadi hanya dalam beberapa ratus tahun? Kemungkinan itu terjadi memang ada di tambah perubahan dunia yang memaksa keadaan untuk beradaptasi, namun ada kemungkinan yang lebih besar lagi, yaitu.
"Nuklir! Jika ada hal yang sangat dapat mempengaruhi mutasi genetik maka nuklir mempunyai peran yang besar jadi tak aneh jika flora dan fauna memiliki perubahan yang amat besar. Tapi, itu tak menjawab kenapa makhluk lain ada di dunia ini. FoundGeta sepertinya jawaban yang aku cari ada di sana, semoga saja.."
Kataku, seraya melihat raksasa dari celah celah dedaunan yang rimbun di hutan.
Setelah mengisi perbekalan di sungai, aku melanjutkan perjalanan. Perlu di ketahui jika mengambil air di sungai aku harus berhati - hati sebab reptil banyak bersarang di sungai, bahkan pada suatu momen aku pernah melihat buaya yang sebesar mobil sedang bertarung dengan ular yang melilitnya kalau tak salah itu terjadi di saat aku ke hutan pertama kali untuk mencari ikan, namun sayang rencana itu hancur saat ikan yang aku liat mempunyai gigi runcing sebesar kelingkingku, hingga saat ini mentalku masih down untuk berburu ikan.
Di saat aku tengah berjalan menyusuri hutan tiba2 aku melihat sebuah bayangan di antara dedaunan..
"Seseorang? Mungkinkah pemburu?"
Kataku bertanya pada diriku sendiri, ia terlihat sedang... Berdoa!? Di depan jasad rusa yang besarnya melebihi tubuhku itu, pria itu memejamkan matanya serta menyatukan telapak tangan di depan dadanya. Lalu kemudian penghilatanku terhalang oleh tubuh rusa yang besar itu, dan tiba tiba sosok itu berdiri dengan mata merah menyala dan di antara bibirnya terdapat darah yang masih segar. Dengan melihat pemandangan itu aku yakin jika di depanku sekarang sudah pasti adalah VAMPIRE!
"..... Aroma ini, manusia yang berselimuti lumpur serta.. kemangi?"
Gawat!! Dia dapat menciumnya!??? Apa aromaku terlalu pekat!? Tidak saat ini aku harus lari!!
"Mau kemana?"
Sosok itu muncul tepat di depanku. Aku yang terkejut mematung pada saat langkah pertama matanya seakan akan masuk ke dalam jiwaku, suranya yang dingin dapat membuat bulu kudukku merinding, perasaan yang bahkan sangat sulit aku jelaskan, di tengah diriku yang mematung ia datang secara perlahan lahan mengelilingiku serta mencium cium aroma tubuhku.
"Kau manusia... Namun... Sangat aneh... Lebih tepatnya... Unik... Khas... Langka... Berbeda... Dari... Manusia... Yang biasanya... Aromamu... Sangat... Kuat..." Setelah mengatakan itu dengan nada dingin. Dan setelah itu cahaya merah di matanya menghilang, dan berubah menjadi hitam pekat, suasana mencengkam itupun menghilang.
"Huhh... Huhh... Huhh... Huhh..." Akhirnya aku dapat bernafas rasanya aku bisa mati dengan hanya berada di dekatnya.
Pria itu mengambil sapu tangan di sakunya lalu membersihkan wajahnya dari noda darah di mulutnya dan berkata.
"Manusia yang aneh kenapa kau memakai baju dari kulit kayu? Apa kau dari suku yang amat jauh di pedalaman? Hingga tak ada kain yang dapat kau pakai"
Setelah nafasku yang terengah engah menjadi normal aku merasakan tak ada lagi hawa membunuh yang sangat besar, aku menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan.
"Kau... Siapa?" Kataku dengan penuh rasa takut.
"Oh maaf di mana sopan santunku, aku lupa memperkenalkan diri namaku adalah Ravana V irgianto nama V di ambil dari rasku Vampire, itu pengetahuan umum namun dari pakaianmu sepertinya kau tak tau itu"
"Ah... Um" kataku mengangguk dengan penuh kebingungan, cara bicaranya sangat crewet berbeda dengan beberapa menit yang lalu yang dingin mengintimidasi. Intonasinya pun sangat amat ambigu jadi aku tak tau dia pria atau wanita. Namun jika menilai dari dadanya sepertinya dia laki laki.
"Namaku adalah Ren hanya Ren" aku tak ingat siapa namaku dan hanya nama dr. Karen lah yang aku tau jadi aku mengambil namanya sedikit.
"Heh..." Tatapannya berubah seolah terkejut namun dengan raut wajah yang tenang, apa mungkin namaku sama dengan sosok yang ia kenal?
"Kau tau manusia adalah bahan makanan yang di makan oleh hampir semua ras yang ada dan oleh sebab itu aku mengatakan bahwa kau itu unik sebab tak banyak manusia yang bisa bertahan di dunia luar, langka di mana kau bisa berpikir saat kau berada dalam bahaya, serta amat sangat aneh di mana kau mempunyai nama.."
"...." Oh! Begitu rupanya, aku akan mati....
"Jika aku menghisap darahmu sampai kering dagingmu akan berkualitas bagus, karena tak ada darah. Aku dapat menjualnya di kota, dan lagi manusia dengan nama itu termasuk kategori yang super duper amat dan teramat langka loh"
Sialan! Apa hanya sampai di sini saja perjalananku.?
Tidak! Masih banyak yang harus aku ketahui di dunia ini, lagi pula baru 2 bulan aku bangkit mana bisa setelah itu aku mati!!!!!
Aku harus berpikir bagaimana cara mengatasi kebuntuan ini.
"Tunggu!"
"Hem?" Kata vampire itu yang mana tangannya sudah dekat pada bahuku.
"Sebelum aku mati apa boleh aku mengobrol sebentar aku baru saja terbangun dari tidur panjangku 2 bulan lalu, jadi sebelum mati alangkah baiknya jika aku mengetahui beberapa hal mengenai keadaan dunia" aku harus mengulur waktu selama mungkin tergantung jawabannya aku bisa lolos dari jeratan kematian!
"Eh~ tapikan aku lapar banget sudah 2 minggu setelah aku hibernasi dan hanya makan darah dari hewan"
"Aku tak bisa kemana mana, jadi tak ada salahnya bukan jika mengulur waktu sedikit lagi pula kamu baru saja makan darah rusa tadi, jadi paling tidak saat perutmu kembali lapar kamu bisa memakanku.."
"Hmm....." Iya nampaknya berpikir. Aku mohon semoga dia setuju...
"Yah... Baiklah, gak ada salahnya juga, jadi apa yang kau ingin tau?"
Sipb! Peluangku semakin besar, pertama pertama aku harus sejalur dengannya. Di mulai dari..
"Bagaimana jika kita duduk dulu? Aku ingin bertanya padamu, apa maksud dari hibernasi tadi. Apa kau sedang dalam keadaan yang membutuhkan tidur berlindung dari sesuatu?"
Kami berduapun duduk lalu ia menjawab.
"500 tahun yang lalu di saat perang telah mencapai puncaknya, sesuatu yang tidak mengenakkan terjadi padaku. Aku tak ingat apa itu namun aku marah besar dan melepaskan energi yang begitu besarnya sehingga semua itu menguras energiku agar bertahan hidup aku memecahkan tubuhku menjadi partikel kecil dan itulah maksud dari hibernasi. Aku tertidur menunggu semua bagian tubuhku menyatu dan 500 tahun berlalu aku bangkit 2 minggun yang lalu"
Jadi selama perperangan itu, dia ikut! "Apa alasan perang itu aku juga tertidur dalam waktu yang lama jadi
"Hmm entahlah aku juga gak terlalu ingat saat aku lahir, sudah terjadi perang. Geh! Aku jadi teringat saat monyet monyet 1 minggu yang lalu menyerangku sebab aku menggambil buah mereka! Pemimpin mereka menantang aku duel antar pria!! Karena kesal aku di kira pria aku langsung melenyapkan kumpulan monyet itu!!!"
Ah, jadi dia alasan kenapa para monyet mengejarku sebab mereka kira aku yang melakukan itu semua, akhirnya salah satu misteri terjawab. Dan lagi dia cewe toh!? Untung saja aku belum mengatakan hal hal yang tak perlu.
"Oh iya aku baru ingat!!" Ia berdiri, dari yang sebelumnya wajahnya tampak kesal sekarang menjadi berseri.
"Kenapa kau memakai baju dari kulit kayu? Konyol banget. Apa gak ada kain? Rasanya kek gimana gtu..." Katanya mengerakkan jari jarinya seolah ingin berkata jijik padaku.
"Sulit menjawab pertanyaanmu namun yang pasti di tempat aku terbangun tak ada apa apa, jadi terpaksa membuatnya dari kayu"
"Hei Ren, kau sering bilang bangkit bangkit dari tadi, memangnya ada apa? Bukannya manusia tak perlu hibernasi"
"Yah kamu betul, aku juga gak terlalu ingat yang pasti aku terbangun di rumah sakit tanpa ingatan mengenai masa laluku".
"Ehh... Aku penasaran berapa lama kau tidur?"
"Kemungkinan besar 800 tahun ingatan terakhirku adalah di mana manusia masih ada banyak, bahkan belum ada ras sepertimu di saat dulu"
Jika berdasarkan plastik yang mampu terurai, maupun dari pohon, perkembangan rumah sakit yang agak bobrok itu memang hitungan kasar namun aku cukup yakin jika perhitunganku benar.
"Se....serius!!???" Revana nampak terkejut.
"Yah aku yakin seperti itu"
"Ka... Kalau begitu kau adalah leluhur dari para manusia sekarang dong!!???"
Benar juga namun itu tidak tepat, lagi pula aku tak memiliki keturunan di lihat dari fisikku kemungkinan aku manusia yang berumur 24 - 25 tahun.
"Kau... Lebih tua dari aku...." Revana syok berat, harga dirinya pasti terjatuh, sangat konyol vampire yang berumur panjang kalah jauh sama manusia.
"Ti... Tidak!!! Tidak mungkin! Tak ada manusia yang... Eh bisa jadi dulu para manusia mempunyai sihir energi yang bahkan membuat leluhurku tidak semua ras menjadi sakit dari dalam! Bahkan merubah bentuk hewan tumbuhan!"
"!!!??"
"Jadi itu yang membuat dirimu khas! Kau manusia dari masa lalu! Manusia di mana era di atas puncak rantai makanan! Manusia yang memiliki akal pikir! Dan manusia yang memiliki saaaangat nikmat!
Cih! Nampaknya aku terlalu banyak mengumbar info. Dedaunan berterbangan menjauhi revana itu kemungkinan karena energi yang iya keluarkan, walau ia berkata energinya sudah hampir habis tapi nampaknya sisa sisa itu masih cukup untuk membuat hal seperti ini
"AHHHH~ RASANYA AKU SUDAH GAK TAHAN REN! AKU MAU MENCICIPIMU!"
Revana menyerang ke arahku, tangannya menahan tepat di bahuku seakan mencoba untuk tetap membuat diriku berada di tanah. Dalam hal ini aku teringat salah satu ucapan pemburu 3 hari yang lalu.
"walau ini sangat berisiko, tak ada cara lain!"
****