Chereads / The Place - Horror Story / Chapter 1 - KANTOR 1

The Place - Horror Story

🇮🇩Just_Ime
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - KANTOR 1

# 1

Sudah beberapa hari ini Kasim bekerja untuk merenovasi sebuah gedung kantor perbankan. Kasim bekerja sebagai kuli bangunan. Bersama dengan ketiga temannya Adi, Joko dan Yatno, Kasim bekerja pada waktu jam pulang kantor yaitu sekitar pukul 7 malam hingga pukul 12 malam. Jam kerja tersebut seusai dengan permintaan atasan dikantor ini dengan tujuan agar tidak mengganggu karyawan yang sedang bekerja. Biasanya ketika Kasim dan rekan-rekannya bekerja akan diawasi oleh petugas keamanan bank tersebut. Bangunan ini memiliki 4 lantai. Lantai pertama digunakan untuk melayani nasabah atau disebut bagian front liner terdiri dari teller, customer service dan satu ruangan dibelakang untuk back office. Lantai kedua khusus untuk karyawan bagian marketing. Lantai ketiga terdapat beberapa ruangan yang terlihat lebih tertutup yang digunakan untuk menyimpan berkas-berkas nasabah, ada sebuah ruangan untuk bagian legal  dan beberapa bagian lain yang hanya boleh direnovasi hari sabtu dan minggu dengan diawasi oleh karyawan yang bersangkutan langsung. Sedangkan lantai 4 untuk gudang. Gedung kantor ini adalah bangunan ruko 4 pintu yang dijadikan satu. Bank baru pindah ke gedung kantor ini jadi masih banyak ruangan yang masih harus direnovasi. Setiap harinya Kasim dan teman-temannya akan membagi tugas 2 orang untuk mengerjakan 1 lantai. Lantai empat atau gudang sudah selesai mereka renovasi sedangkan lantai tiga hanya bisa dikerjakan hari sabtu dan minggu, jadi hari ini mereka akan mengerjakan lantai satu dan dua. Kasim dan Joko akan merenovasi lantai 2, sedangkan Adi dan Yatno akan mengerjakan lantai 1.

Hari sudah menunjukkan pukul 7 malam, Kasim yang sedari tadi sudah mempersiapkan alat-alat pertukangannya segera beranjak pergi ke gedung yang dituju mengendari motor mathic. Hari sudah gelap, jalanan mulai dihiasi dengan lampu-lampu jalan yang terpasang disisi kiri kanan. Angin berhembus lembut. Sekarang memang sedang masuk musim penghujan sehingga udara malam terasa lebih dingin membuat tubuh Kasim sedikit menggigil. Sesampainya ditujuan, Kasim melihat Adi dan Yatno sedang duduk bersama petugas keamanan di pos  nya. Kasim lalu mengendarai motornya menuju sebelah kanan gedung ke tempat parkir kendaraan. Hanya ada 6 kendaraan terparkir disana dan sebuah mobil kantor. Kasim melihat kearah lantai dua lampu masih menyala sedangkan lantai tiga terlihat gelap. Setelah kendaraannya ter-parkir sempurna, Kasim pun segera bergabung dengan rekan-rekannya. Kasim duduk diluar pos dan menyalakan sebatang rokok sambil melihat-lihat kearah gedung.

"Joko belum datang ?" tanya Kasim kepada rekannya.

"Belum, tadi udah ditelepon katanya lagi diperjalanan" sahut Adi yang sedang bermain catur dengan salah satu satpam yaitu Pak Tejo.

"Sim, hari ini kan pengerjaan lantai dua tinggal sedikit sedangkan lantai satu baru mau dimulai jadi kamu sendiri aja ya dilantai dua. Biar Joko bantuin dilantai satu karena tadi Pak Adam minta lantai satu diutamakan cepet selesai karena untuk nasabah jadi gak boleh berantakan" Yatno yang bertindak sebagai kepala tukang memberi perintah kepada Kasim.

"Iya No nggak apa-apa aku bisa kok sendirian paling nanti Jum'at juga udah selesai jadi Sabtu kita bisa fokus ke lantai tiga dan satu. Terus ini kenapa kita gak mulai kerja aja ? kan Joko nanti bisa nyusul"

"Masih ada teller lagi buat laporan tutup kas asoalnya tadi rame nasabah jadi tellernya telat buat laporan. Kita disuruh nunggu sampai mereka selesai baru boleh mulai kerja"

Kasim hanya mengangguk dan melihat kearah jalan raya, memperhatikan kendaraan yang mulai ramai hilir mudik menembus malam. Selang beberapa menit kemudian Joko terlihat mengendari kendaraannya masuk kehalaman gedung dan menuju area parkir. Kasim masih berbincang-bincang dengan Yatno sambil sesekali memperhatikan Adi dan Pak Tejo yang makin serius memainkan bidak caturnya.

"Sorry nih aku telat tadi ada kecelakaan dijalan jadi agak macet" jelas Joko sambil berjalan mendekati pos.

"Iya nggak apa-apa. kita juga belum mulai kerja kok masih ada karyawan yang lagi kerja"

"Wah enak nih bisa santai ngopi dulu" Joko mengeluarkan termos kecil bekalnya yang berisi kopi lalu menuangkan kedalam tutupnya sebagai pengganti gelas.

"Ko, kamu hari ini bantuin kerja dilantai satu ya. Biar Kasim sendiri dilantai dua, kita ngerjar lantai satu dulu" jelas Yatno kepada Joko.

Sekitar 30 menit kemudian beberapa karyawan yang lembur pun terlihat keluar dari gedung menuju ketempat parkir dan yang terakhir keluar adalah Pak Adam sambil memberi isyarat kepada Yatno untuk memulai mengerjakan renovasi gedung. Yatno yang melihat itu segera mengajak rekan-rekannya bersiap untuk memulai kerjaan mereka. Kasim segera mengangkut alat-alat pertukangannya dan membawa masuk kedalam gedung kantor diikuti oleh Pak Tejo. Menyisakan pos satpam yang dijaga oleh Uki. Dikantor ini biasanya hanya ada 1 petugas satpam yang akan menjaga gedung pada malam hari, namun karena sekarang sedang ada renovasi dan dibutuhkan 1 orang untuk mengawasi maka satpam yang bertugas  malam hari menjadi 2 orang.

"Sim, sebelum naik ke lantai 2 bantuin kita ngangkat barang-barang ya dipindah kesudut ruangan" perintah Yatno.

Kasim pun menggangguk dan segera meletakkan tas perkakasnya dilantai dekat tangga menuju lantai dua. Sekilas Kasim mendengar suara orang yang sedang mengetik dilantai dua. Suara ketikan itu jelas sekali terdengar. Kasim berniat bertanya kepada Pak Tejo apakah masih ada karyawan yang sedang bekerja dilantai dua. Tetapi Kasim mengurungkan niatnya karena teriakan Joko yang meminta bantuannya. Kasim segera menghampiri Joko yang terlihat keberatan mengangkat sofa sendirian. Kasim dan Joko segera menggiring sofa hijau tersebut kesudut ruangan sementara Adi dan Yatno mengangkat meja dan kursi kerja. Setelah semua sofa dipindahkan, Kasim segera mengambil beberapa kursi kerja yang masih berserakan dan mengangkatnya untuk diletakkan kebawah tangga. Ketika meletakkan kursi kerja dibawah tangga Kasim mendengar suara seseorang sedang bersenandung. Suara tersebut lagi-lagi berasal dari lantai dua. Suara wanita yang sedang bersenandung lembut dan jelas sedikit membuat bulu kuduk Kasim meremang. Sepertinya memang masih ada karyawan dilantai dua batin Kasim. Tangga itu terletak dibagian belakang ruangan sedikit tertutup karena ada pembatas kaca yang menghalangi antara tangga dan Banking hall. Kasim pun memutuskan untuk membantu rekan-rekannya dilantai satu dan menunggu karyawan dilantai dua tersebut pulang. Kasim segera ke Banking hall untuk membantu rekan-rekannya yang sedang mengaduk semen dan pasir. 

"Sim, pinjam cetok donk. Aku lupa bawa nih. Kamu hari ini gak pake cetok kan ?" Joko yang sedang mengaduk semen berteriak ke Kasim.

Kasim menggangguk dan dengan sigap segera menuju tangga untuk mengambil alat yang dimaksud Joko. Kasim membungkukkan badannya membuka tas perkakasnya dan mencari alat yang dimaksud. Ketika pandangan Kasim teralih ke lantai tangga, Kasim melihat beberapa helai rambut ditangga. Rambut itu terlihat panjang sampai keanak tangga diatasnya. Kasim sempat terdiam sejenak memperhatikan rambut tersebut yang terus menyambung keanak tangga diatas seperti rambut yang tergerai. Ketika Kasim hendak mengikuti arah rambut itu lagi-lagi terdengar suara wanita bersenandung lembut dan diiringi suara ketikan keyboard komputer. Kasim segera kembali turun setelah sempat menaiki beberapa anak tangga untuk melihat darimana asal rambut tersebut. Kasim tidak ingin diberi teguran oleh karyawan karena dianggap mengganggu.

"Ini Ko cetoknya" Kasim menyerahkan alat yang dimaksud ke Joko.

Kasim lalu membantu Joko mengaduk semen agar Joko bisa mulai menyemen lantai. Adi dan yato sedang mengerjakan ruangan teller dan Back Office.

Pukul 9 malam Yatno dan Adi keluar dari ruangan teller, mereka akan segera melanjutkan mengerjakan ruang Back Office. Yatno sedikit terkejut melihat Kasim yang masih dilantai satu membantu Joko.

"Lho Sim, kamu kapan mau ngerjain lantai dua ?"

"Nunggu karyawannya pulang. Tadi masih ada yang lagi ngetik dilantai dua" jelas Kasim.

"Udah pulang semua kok sekarang bisa dilanjut lantai dua nya Mas Kasim" Pak Tejo yang dari tadi berdiri didepan ruangan Back Office menjawab.

Kasim segera menuju ruang lantai dua dan mengambil tas perkakasnya. Setelah menaiki beberapa anak tangga Kasim memperhatikan rambut yang masih terjuntai dilantai dan sekarang terlihat lebih banyak dari sebelumnya. Pertama Kasim melihat serakan rambut ini seperti rambut orang yang gugur pada umumnya, tetapi sekarang seperti orang yang memiliki rambut panjang dan sengaja menjuntaikan rambutnya dilantai. Kasim yang merasa penasaran mengikuti arah rambut itu sambil memegangnya dan menariknya pelan bermaksud membuangnya ke tong sampah. Kasim berpikir mungkin saja itu rambut nasabah yang berguguran dilantai. Kasim menarik terus rambut tersebut tetapi tidak juga terputus hingga Kasim selesai menaiki seluruh anak tangga menuju lantai dua. Setibanya dilantai dua, Kasim tidak melihat siapapun disana. memang kata Pak Tejo tadi jika karyawan yang lembur sudah pulang jadi Kasim meneruskan mengikuti rambut tersebut hingga berbelok ke arah kiri menuju ruang rapat. Tiba didepan pintu ruang rapat Kasim melihat rambut itu terus tersambung hingga kedalam ruang rapat. Kasim dengan hati-hati membuka ruang rapat yang masih terlihat terang. Pandangan Kasim masih kearah bawah memperhatikan rambut tersebut. Hingga tiba-tiba langkah Kasim terhenti ketika dilihatnya ada sesosok tubuh dihadapannya yang mengenakan pakaian putih tepat berdiri dihadapan Kasim. Kasim yang pandangannya masih kebawah mencoba memperhatikan bagian kaki tubuh persebut tapi tidak terlihat karena tertutup oleh pakaiannya. 

Kasim pun segera mendongakkan wajahnya keatas untuk melihat siapa pemilik rambut yang sangat panjang itu. Setelah panadangan Kasim tepat terarah wajahnya menjadi pucat dalam kengerian. Sesosok wanita tinggi besar dengan rambut terjuntai yang sebagian rambutnya berada digenggaman Kasim itu sedang memperhatikan Kasim dengan tersenyum. Gigi-gigi wanita itu yang terlihat sedikit runcing dan berwarna gelap menghiasi senyumnya yang sangat lebar, lebih tepatnya seperti mulut yang robek. Mata sosok itu terlihat merah dengan bola mata hitam pekat. Tubuh Kasim menjadi kaku sambil tetap memperhatikan wanita itu. Niat Kasim untuk segera berlari harus gagal karena dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Wanita itu semakin mendekatkan wajahnya ke Kasim dan ketika wajahnya dan wajah Kasim hanya berjarak beberapa centimeter wanita itu mulai mengeluarkan suara bersenandung lirih seperti yang sebelumnya Kasim dengar. Kasim berusaha membaca semua do'a yang dihafalnya dalam hati berharap diberi kekuatan untuk berlari dan meninggalkan tempat itu. Berusaha menggerakkan kedua kaki dan tangan, Kasim hampir menangis ketakutkan. Tubuhnya menggigil kelu. Wajahnya terasa beku kedinginan dan tangannya gemetar. Beberapa menit Kasim mencoba meloloskan diri dari tatapan wanita itu akhirnya dia berhasil menggerakkan kaki dan tangannya lalu segera berlari menuruni anak tangga sambil menjerit sekencang-kencangnya. Adi, Yatno, Joko dan Pak Tejo yang mendengar teriakan Kasim segera berlari kearah sumber suara. Sebelum mereka menaiki tangga mereka sudah melihat Kasim yang sedang terpontang panting berlari hingga beberapa kali hampir terjatuh. Nafasnya terdengar memburu dan lelah.

"Ada apa Sim ?" teriak Yatno yang kebingungan melihat wajah Kasim yang ketakutan.

Kasim mengabaikan pertanyaan Yatno dan terus berlari keluar gedung hingga tiba di pos. Uki yang melihat Kasim berlari juga tidak kalah terkejut dan segera keluar dari pos. Yatno, Adi, Joko dan Pak Tejo segera berlari kecil keluar dari gedung untuk melihat keadaan Kasim. Tiba di pos mereka segera menenangkan Kasim dengan memberinya air minum. Setelah beberapa menit duduk dipos, Kasim mulai kembali tenang dan nafas Kasim kembali normal, Pak Tejo yang duduk disebelah Kasim segera menepuk-nepuk punggung Kasim untuk menenangkannya. Tidak ada dari mereka yang berani lagi bertanya kepada Kasim. Mereka segera menyadari ada yang tidak beres dilantai dua hingga Kasim berlari dalam keadaan panik. Mereka duduk dan berdiri mengelilingi Kasim mencoba menenangkan Kasim. Setelah hampir 1 jam dalam keadaan diam akhirnya Kasim mulai berani bercerita apa yang terjadi padanya dilantai dua. Mereka terdiam mendengar cerita Kasim. Tidak ada satu orangpun yang berani berkomentar selama Kasim bercerita. Setelah Kasim menyelesaikan ceritanya, Pak Tejo baru mengeluarkan suara.

"Makanya saya heran waktu kamu bilang dilantai dua masih ada yang lembur. Saya bilang semua udah pulang itu maksudnya pulangnya udah dari tadi sore. Karyawan lantai dua dan tiga udah pada pulang jam 5 sore tadi. Karyawan yang lembur cuma yang dilantai satu aja" tutur pak Tejo.

"Lagian Mas Kasim, ini kan Bank Syariah. Semua karyawan wanita pasti mengenakan jilbab jadi  nggak mungkin ada rambut karyawan yang berceceran" lanjut Uki.

Tidak ada yang berani memasuki gedung malam itu. Terpaksa perkerjaan mereka ditunda. Pak Tejo menghubungi Pak Adam untuk memberitahukan berita ini dan bersyukur Pak Adam mengerti keadaan itu. Yatno, Adi dan Joko mengantar Kasim pulang kerumah karena kondisi Kasim yang masih lemah. Sedangkan perkakas mereka terpaksa ditinggal didalam gedung dan meminta bantuan Pak Tejo dan Uki untuk mengeluarkannya besok pagi dan disimpan didalam pos untuk sementara. Setelah kejadian ini Kasim dikabarkan sempat mengalami demam selama tiga hari dan untungnya tidak terjadi hal buruk terhadap Kasim. Pihak Bank juga mengadakan acaran pengajian dengan mengundang Pak Ustadz dan kegiatan renovasi baru dilanjutkan kembali.

# 2

(2015) Uli bekerja disebuah Bank syariah swasta dikotanya sebagai teller. Di tempat Uli bekerja ada sebuah aturan bahwa setiap hari Jum'at Bank tersebut akan tutup pada pukul 11.00 – 13.00 yaitu selama waktu sholat Jum'at. Gedung akan ditutup dan dikunci. Karyawan bebas memilih akan keluar kantor untuk beristirahat atau tinggal didalam gedung. Jika ada karyawan yang akan tinggal didalam gedung maka karyawan tersebut akan memegang kunci kantor dan menguncinya dari dalam. Seperti yang biasa dilakukan Uli. Uli tidak ingin telat kembali ke kantor jadi memilih untuk beristirahat didalam kantor setiap hari. Terkadang ada beberapa teman kantornya yang juga tinggal dikantor bersama Uli pada hari Jum'at tetapi lebih sering Uli hanya sendirian berada dikantor ini. Ketika jam istirahat itulah biasa digunakan Uli untuk tidur setelah sholat Dzuhur. Mushola kantor ini terletak dilantai dua tepat didepan tangga utama. Dipojok kanan bersebelahan dengan tempat wudhu dan toilet. Sedangkan disebelah kiri Mushola ada sebuah ruangan besar untuk karyawan dengan beberapa meja dan kursi yang saling berhadapan. Ada sebuah ruang kecil antara Mushola dan tempat wudhu, ruang kecil berukuran kurang lebih 1 x 1 m tersebut tertutup rapat tidak ada pintu atau akses lain untuk masuk kesana. Ruang tersebut adalah tangga lama untuk turun ke lantai satu yang sudah tidak digunakan lagi. Dari Mushola dan ruang kecil tersebut dibatasi oleh sebuah dinding kaca yang besar. Jadi dari Mushola kita menempelkan wajah kita ke dinding kaca tersebut kita dapat melihat dengan jelas ruang kecil tersebut. Ruang kecil itu gelap tanpa penerangan dan celah. 

Seperti biasa hari Jum'at ini Uli memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahat dikantor. Sendirian. Setelah memastikan semua pintu kantor terkunci dan alarm aktif Uli pun segera naik ke lantai dua untuk menunaikan sholat Dzuhur. Selesai sholat Dzuhur Uli duduk melihat ponselnya untuk menghubungi rumahnya mengecek keadaan anaknya. Setelah menghubungi anaknya Uli segera merebahkan diri di Mushola untuk istirahat. Tak lama merebahkan diri, Uli pun terlelap didalam Mushola. Sekitar pukul 12 siang Uli terbangun karena mendengar keributan yang berasal dari ruang kerja karyawan. Uli terkejut mengira sudah pukul 1 siang waktunya dia harus kembali bekerja. Uli pun segera membangunkan tubuhnya ke posisi duduk dan mengambil ponselnya yang dia letakkan dilantai sebelah tubuhnya. Suara itu terdengar jelas, seperti suara orang-orang yang sedang mendiskusikan sesuatu. Suara tersebut terdengar lebih dari dua orang yang sedang membicarakn sesuatu. Suara yang tercampur antara wanita dan pria. Suara yang biasa terdengar ketika semua rekan-rekan kerja Uli telah berkumpul. Uli menyalakan ponselnya untuk melihat waktu. Waktu diponsel menunjukkan pukul 12 siang yang artinya masih waktu istirahat. Uli memutuskan untuk berdiri dan melihat keruangan sebelah, memastikan siapa saja rekan kerjanya yang sudah datang. Memastikan suara ribut yang dia dengar tadi. Keluar dari pintu Mushola Uli mengenakan sandal dan berlalu ke arah ruang kerja karyawan. Begitu sampai diruang kerja karyawan Uli terdiam. Ruang kerja itu kosong, tidak ada siapapun disana. Uli lalu teringat jika kunci kantor dipegang olehnya jadi bisa dipastikan tidak ada karyawan yang bisa masuk kekantor jika dia tidak membuka pintu. Uli lalu berpikir kemungkinan suara riuh tersebut berasal dari luar kantor. Mungkin beberapa temannya sudah kembali kekantor dan hendak masuk kedalam. Uli segera turun ke lantai satu untuk mengecek keadaan didepan kantor. Uli masuk ke ruang back office dan melihat ke layar monitor CCTV untuk melihat keadaan diluar kantor. Kosong. Tidak ada orang diluar kantor hanya beberapa kendaraan yang tersusun rapi di area parkir. Uli pun memutuskan untuk kembali ke tempat kerjanya. Kejadian tersebut terjadi berulang kali setiap Uli beristirahat dikantor sendirian dihari Jum'at. Tapi karena sudah terbiasa Uli pun tidak terlalu menghiraukannya.

***

Pernah juga suatu waktu, sekitar tahun 2018 kejadian serupa terjadi terhadap salah seorang rekan kerja Uli, Eri. Eri adalah seorang Manajer ditempat Uli bekerja. Ruang kerja Eri berada dilantai dua tepat disebelah ruang kerja karyawan. Sudah beberapa hari ini Eri datang lebih awal kekantor dikarenakan harus membuat pipeline dan beberapa laporan yang harus segera dikirim kekantor pusat. Pukul setengah 7 pagi Eri sudah berada dikantor ditemani office boy  dan satpam. Eri selalu sendirian dilantai dua, sementara OB dan satpam berada dilantai satu. Hingga suatu Jum'at Eri yang sedikit terburu-buru karena sudah dihubungi oleh atasannya dikantor pusat segera menaiki tangga dilantai dua dan berlari kecil dengan sepatu high heels nya. Ruang kerja Eri berdinding kaca yang dibuat buram dengan ditutupi sticker kaca sesuai dengan lambang perusahaan. Tapi terdapat celah-celah yang tidak ditutupi sticker yang membuat beberapa sisi atau bagian ruangan Eri terlihat lebih jelas dari luar. Ketika Eri hendak memasuki ruang kerjanya, Eri melihat ada seserang yang sedang berdiri didepan meja kerjanya sedang menatap kursi yang biasa dia gunakan. Sosok itu terlihat membelakangi Eri. Dengan tergesa-gesa dan tanpa pikir panjang Eri pun segera memasuki ruang kerjanya dan mengira sosok itu adalah salah satu rekan kerjanya. Sosok tersebut mengenakan baju tunik panjang selutut dan rok panjang. Kaki dan kepalanya tidak terlihat dikarenakan tertutup sticker kaca. Eri segera mempercepat langkahnya memasuki ruangan. Semakin mendekati ruangan Eri mulai melihat samar-samar bahwa sosok tersebut wanita berambut sebahu yang terus melihat kearah kursi yang biasa Eri duduki. Eri sempat heran merasa aneh jika ada nasabah yang datang sepagi ini untuk menemuinya. Semua karyawan wanita mengenakan jilbab jadi yang sedang berdiri didepan mejanya itu tidak mungkin rekan kerjanya. Karena penasaran Eri pun segera memasuki ruangannya. Begitu memasuki ruangannya Eri terdiam dan gemetar. Ruangan kerjanya kosong. Tidak ada siapapun disana. Hening. Eri mencoba berpikir cepat dan memutuskan untuk berlari keluar kantor. Sejak saat itu Eri tidak pernah lagi datang lebih awal ke kantor. 

***

Sekitar tahun 2010, Beberapa tahun sebelum kejadian Uli dan Eri juga ada sebuah cerita dari pimpinan cabang kantor terdahulu. Dulu Mushola berada dilantai tiga juga tepat didepan tangga dan menghadap ke jalan raya. Tangga lantai dua kantor berada diarah utara, sedangkan tangga lantai tiga mengarah kearah barat. Dinding luar Mushola terdiri dari jendela kaca lebar sehingga Mushola terlihat sangat terang karena cahaya matahari yang masuk langsung ke arah Mushola sehingga  jendela tersebut ditutup dengan gorden berwarna salem pastel agar pencahayaan di Mushola tersebut tidak terlalu terang tetapi tidak juga gelap. 

Hari itu hari Kamis sore, sekitar pukul 4.15 Pak Een menaiki tangga dari lantai menuju lantai untuk menunaikan sholat Ashar. Hari ini Pak Een sedikit telat untuk menunaikan Sholat Ashar karena tadi terdapat nasabah yang sedang mengalami masalah dengan rekeningnya. Pak Een menuju lantai dua untuk mengambil Wudhu disana. Sempat menoleh keruang kerja lantai dua yang ternyata sedang kosong dikarenakan karyawan bagian marketing sedang melakukan kunjungan ke rumah-rumah nasabah. Pak Een pun berlalu dan segera menuju tempat Wudhu dilantai dua bersebelahan dengan toilet. Setelah selesai ber-Wudhu, Pak Een segera menaiki tangga menuju Mushola yang terletak dilantai tiga tersebut. Ketika hendak memasuki Mushola, pak Een melihat seorang pria mengenakan gamis jubah putih sedang duduk didalam Mushola. Terlihat orang tersebut seperti sedang berzikir karena gerakan tubuhnya yang bergerak pelan kekiri dan kekanan. Pak Een pun lalu berdiri disebelah kanan pria tersebut untuk memulai sholat. Sekilas pak Een sempat melirik wajah pria tersebut terlihat seperti wajah orang Arab dengan jenggot tipis diwajahnya. Tetapi pak Een tidak begitu menghiraukan karena berpikir itu adalah salah seorang nasabah yang sedang sholat. Pak Een lalu memulai sholatnya. Selama sholat pak Een masih merasakan keberadaan pria tersebut. Ketika sedang salam pak Een terkejut karena pria yang tadi duduk disebelah kirinya ternyata sudah tidak ada berganti dengan rekan kerjanya. Setelah selesai sholat pak Een memutuskan untuk menunggu rekan kerjanya selesai sholat.

"Hen, kamu sejak kapan disini " tanya pak Een setelah melihat Hendi selesai sholat.

"Dari bapak tadi takbir"

"Kamu ketemu nasabah cowok pakai baju gamis putih nggak tadi duduk disini "

"Nggak ada siapa-siapa pak. Dari saya mau masuk Mushola liat bapak sendirian aja"

Pak Een hanya terdiam dan mengurungkan niatnya untuk menceritakan yang sebenarnya kepada Hendi. Takut jika cerita ini menyebar dan menyebabkan karyawan yang lain ketakutan.

***

2019. Hari ini kantor terlihat lebih sibuk, beberapa karyawan sibuk dengan laporan dan berkas-berkas nasabah. Suara riuh karyawan terdengar di setiap lantai. Hari ini kami akan kedatangan auditor dan kantor Area yang membuat kami lebih sibuk dari biasanya. Auditor tersebut terdiri dari dua orang pria sekitar usia 30an. Pagi-pagi setelah breifing kami sudah harus menyiapkan semua data dan berkas yang akan diperiksa oleh tim audit tersebut. Aku dan rekan satu ruangan sibuk merapikan berkas-berkas jaminan nasabah untuk diperiksa. Aku juga harus bolak balik antara komputer dan lemari berkas untuk memperbaiki data. Hingga pukul 3 sore tim yang kami tunggu sudah berada dikantor. Setelah jam layanan selesai kami pun di breifing oleh tim audit tentang aturan-aturan baru yang ada dikantor ini. Hari ini kami semua terpaksa akan lembur karena tidak diperbolehkan pulang sebelum tim audit selesai memeriksa minimal separuh dari pemeriksaan keseluruhan. Aku tetap diruanganku sambil sesekali melihat laporan dan dataku memeriksa agar tidak terdapat kesalahan.  Pertama kali yang diperiksa tim audit adalah data dan laporan dari divisi bisnis yang terdapat dilantai dua. Hingga pukul 6 sore pemeriksaan dilantai dua belum juga selesai. Adzan magrib pun berkumandang. Karena Mushola kantor ini terbilang sangat kecil jadi sholat dibagi menjadi dua group. Group pertama yang akan sholat adalah karyawan pria termasuk tim audit setelah itu baru menyusul group karyawan wanita. 

Karena waktu magrib ini terbilang sebentar jadi karyawan wanita memutuskan mengambil wudhu ketika karyawan pria sedang menunaikan sholat jadi ketika mereka selesai sholat karyawan wanita dapat segera memulai sholat. Aku pun segera turun ke lantai dua untuk mengambil Wudhu. Di tempat Wudhu aku bertemu dengan beberapa rekan kerjaku dari lantai satu dan dua. Kami berbincang-bincang sejenak dan bersenda gurau. Ketika kami sedang tertawa aku merasakan tubuhku menjadi dingin dan sedikit merinding. Tapi tidak aku hiraukan karena bisa saja itu terjadi akibat cuaca malam yang mulai dingin. Setelah melihat karyawan pria selesai menunaikan sholat, kami pun segera melangkah memasuki Mushola. Ketika kami akan memasuki Mushola, Mas Danang yang merupakan salah satu tim audit itu menegur kami dengan memberi kami peringatan.

"Jangan lama-lama ya sholatnya. Kalau udah selesai cepat kembali keruang masing-masing. Jangan lama-lama didalam Mushola"

Kami pun hanya mengangguk dan segera memulai sholat magrib. Sepanjang sholat Magrib aku merasakan pikiranku tidak fokus. Aku merasa sedikit gelisah dan gerah yang nanti aku ketahui bahwa semua rekan kerjaku merasakan hal yang sama. Setelah selesai sholat ada beberapa temanku yang memakai make up dan merapikan jilbabnya. Aku duduk bersandar dinding dan mengobrol bersama rekanku yang lain.

"Susah ni mau duduk bentar nanti ditegur sama mas Danang. Padahal kan pengen istirahat bentar gitu" Lia temanku protes

"Iya ya padahal kita capek seharian ini mana lembur lagi" aku dan teman yang lain saling menyahut omongan Lia.

Beberapa saat setelah itu kami dikejutkan dengan kehadiran mas Danang yang sudah berdiri didepan pintu Mushola.

"Ayo-ayo kalau udah selesai cepat kembali keruangan masing-masing"

Kami yang tidak berani membantah pun segera bergerak keluar dari Mushola menuju ruang kerja masing-masing. Setelah sampai diruanganku aku mengobrol bersama rekan kerjaku hingga dering telepon menghentikan obrolan kami.

Mbak Kiki yang duduk disebelahku segera menyambut telepon. Setelah selesai berbicara dengan orang yang berada diseberang telepon mbak Kiki pun segera memberitahu kami bahwa kami semua disuruh pulang sekarang. Pemeriksaan audit akan dilanjutkan besok, jadi kami diminta untuk datang lebih awal. Akhirnya aku dan rekan yang lain tanpa banyak protes segera berkemas dan pulang. Ketika melewati lantai dua aku melihat mas Danang sedang mengobrol serius dengan pimpinan cabang. Aku tidak begitu penasaran tentang obrolan mereka karena sudah merasa senang tidak jadi lembur. 

Besok paginya ketika breifing mas Danang meminta kami semua menyiapkan laporan dan data yang akan diperiksan. Mas Danang dan Mas Aji meminta kami untuk aktif bekerjasama agar pemeriksaan dapat diselesaikan sebelum Magrib. Jika pun pemeriksaan belum selesai hingga waktu Magrib, maka pemeriksaan akan ditunda esok harinya, sementara mas Danang dan mas Aji harus kembali ke kantor Area besok siang. Aku sedikit merasa heran kenapa mereka sangat menghindari waktu Magrib seolah-olah sangat tidak ingin berada dikantor ketika Magrib. Tapi tanpa banyak bertanya kami semua mengikuti arahan tim audit. Seharian kami disibukkan dengan laporan dan berkas. Hingga pukul 5 sore pemeriksaan masih tersisa laporanku dan bagian legal yang belum sempat diperiksa. Aku yang sudah bersiap-siap menyerahkan laporanku harus kecewa karena tim audit meminta laporan kami dikirim melalui email dikarenakan mereka tidak ingin ada kegiatan setelah Magrib. Aku dan rekan divisi legal hanya bisa mendengus kecewa. Dan akhirnya kami semua pulang sebelum adzan Magrib.

Besok paginya tim audit berpamitan ketika breifing dan tak lupa mengingatkan kami mengirim laporan yang belum diperiksa. Aku masih tidak habis pikir bagaimana mereka yang biasanya akan bekerja lembur hingga tengah malam dan sekarang tidak ingin lembur. Tapi aku tahan rasa penasaranku itu. Hingga ketika acara pengajian bulanan yang diadakan dikantor, aku mengetahui kebenarannya. Sebelum acara pengajian dimulai kami semua berkumpul di area banking hall aku yang baru turun dari lantai tiga melihat rekan-rekan kerjaku telah berkumpul duduk diatas karpet yang dibentangkan sepanjang lantai. Mbak Eri berada ditengah kerumunan dengan berbicara serius, aku pun segera bergabung untuk mengetahui pembicaraan mereka. Ternyata mbak Eri menceritakan alasan mas Danang hari itu melarang kami berlama-lama di Mushola dan melarang kami lembur. Dan bahwa ternyata mas Danang termasuk orang yang bisa melihat keberadaan makhluk astral.

Pada waktu hari pertama tim audit datang ke kantor ini sebelum menunaikan sholat magrib mas Danang melihat ada sosok kakek-kakek sekita berumur 70 tahun, wanita berambut panjang dan berbaju putih serta sosok anak kecil yang memakai kaos putih dan celana pendek sedang berdiri disebelah Mushola tepatnya didepan ruang kecil bekas tangga yang telah tertutup. Tadinya mas Danang berpikir bahwa setelah sholat mungkin sosok itu bakal menghilang, tetapi setelah menunaikan sholat Magrib dan keluar dari Mushola mas Danang masih melihat ketiga sosok itu berdiri tak bergerak ditempat semula. Mereka sedang memperhatikan kami yang bersebda gurau dan memasuki Mushola bahkan yang wanita sempat melihat mas Danang dan tersenyum sinis lalu kembali melirik ke arah kami. Mas Danang yang merasa ada aura yang tidak baik dari ketiga makhluk itu tidak ingin terjadi sesuatu terhadap kami memutuskan untuk menceritakan hal tersebut kepada pimpinan cabang dan mengusulkan agar tidak ada lembur hari itu. Keesokan harinya mas Danang juga mengira sosok itu menghilang tetap ketika sore setelah Ashar, ketiga sosok tersebut terlihat kembali ditempat itu. Karena itulah mas Danang memutuskan untuk memeriksa sisa berkas dan laporan melalui email. Kami yang mendengar cerita itu pun bergidik ngeri dan setengah percaya. Setelah kejadian itu tidak ada karyawan yang berani menunaikan sholat Ashar dan Magrib sendirian. Karena diantara waktu itu memang sering terjadi penampakan dikantor ini. Ruangan disekitar Mushola memang terkesan lembab dan gelap. Mungkin karena daerah tersebut terkesan menyeramkan menjadi alasan Mushola ditempatkan disitu, untuk mencegah hal-hal ghaib terjadi.

***

2016. Kantor mengalami sedikit renovasi dilantai 2 untuk membuat sebuah ruangan baru yang akan digunakan sebagai ruangan baru kepala Cabang. Seperti biasa kegiatan renovasi akan diadakan malam tepat pukul 7 agar tidak mengganggu kegiatan kerja karyawan. Pekerja renovasi terdiri dari 2 orang saja karena tidak banyak pekerjaan yang akan dilakukan, hanya membuat dinging penyekat untuk ruangan baru. Kegiatan renovasi diperkirakan akan selesai hanya dalam rentang waktu 3 hari pengerjaan. Tetapi setelah seminggu renovasi belum juga selesai.  Aku yang pada waktu itu harus lembur masih bertemu dengan pekerja bangunan yang sedang merenovasi. Aku yang penasaran mencoba bertanya kepada salah seorang satpam dikantor kenapa kegiatan renovasi kantor ini tidak selesai sesuai dengan rentang waktu yang telah ditentukan. Menurut keterangan dari satpam tersebut bahwa kegiatan renovasi hanya dilakukan 2 jam perhari. Dan pekerja sempat menghentikan pengerjaan renovasi selama beberapa hari.

Awalnya mereka mengerjakan renovasi gedung hingga pukul 1 malam. Tapi sekarang mereka hanya melakukan pekerjaan sampai pukul 9 malam saja. Hal itu dikarenakan pada hari pertama mereka akan melakukan renovasi, mereka bertemu dengan salah seorang karyawan wanita dilantai 2 yang masih bekerja pada hari itu. Ruangan yang tadinya kosong tiba-tiba saja ada seorang karyawan yang duduk dan bekerja pada pukul 10 malam. Karyawan itu berambut sebahu mengenakan baju kemeja putih dan terlihat sedang mengetik disalah satu meja kerja dilantai dua. Bahkan salah satu pekerja renovasi yaitu mas Danu itu sempat mengajak karyawan wanita itu megobrol tapi hanya senyum dan anggukan yang dilakukan wanita itu untuk menanggapi pembicaraan mas Danu. Hingga pukul 12 malam karyawan itu masih tetap duduk mengetik dimeja kerja itu tanpa pernah bergerak kemana-mana bahkan tidak pernah menoleh kearah mas Danu dan rekan kerjanya yang bekerja tepat dibelakang wanita itu. Mas Danu pun sedikit keheranan dengan keadaan itu tapi tidak begitu menghiraukan karena mengira wanita itu mungkin saja sedang mengerjakan pekerjaan penting. Mas Danu kembali melanjutkan pekerjaan dan tidak memperhatikan wanita itu tetap suara ketikan dari meja tersebut masih terdengar. Tepat pukul 1 malam mas Danu memberi aba-aba kepada rekannya untuk segera berkemas dan pulang kerumah. Setelah mereka berkemas mas Danu yang sudah membuat dinding penyekat antara ruang baru dan meja tempat wanita itu duduk segera berjalan menuju meja kerja karyawan. Ketikan masih terdengar ketika mas Danu melangkahkan kakinya menuju area pintu ruangan baru. Setibanya didepan pintu ruangan mas Danu terkejut ternyata ruangan lantai 2 sudah kosong. Wanita tersebut sudah tidak ada disana. Mungkin karyawan tersebut sudah pulang, itu yang ada dibenak mas Danu.

Ketika sudah keluar dari gedung kantor, mas Danu duduk sebentar dipos satpam dan berbincang sejenak. Mas Danu yang daritadi penasaran akhirnya bertanya kepada satpam tentang keberaan karyawan wanita ang sedari tadi bekerja sendirian dilantai 2.

"Mana ada karyawan yang lembur mas. Lha ini kan Bank syariah mas semua karyawan cewek pasti mengenakan jilbab" penjelasan satpam.

Mas Danu terdiam sejenak tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Tiba-tiba bulu kuduknya meremang menggigil. Lalu siapa wanita yang selama 3 jam ada dilantai dua sedang mengetik ? Sejak mas Danu meminta untuk menghentikan sementara renovasi beberapa hari sebelum ia melanjutkan kembali.

-Penampakan wanita ini yang sering terlihat dikantor tersebut. Dari beberapa cerita orang yang pernah bertemu dengan sosok ini, semua mendeskripsikan ciri-ciri yang sama. Wanita berumur 30-40 tahunan, berambut sebahu. Sampai sekarang pun tidak ada cerita pasti tentang kejadian yang mungkin pernah terjadi dikantor ini.-