Namaku Azelia Nameera, biasa di panggil Azel dan aku tinggal bersama ayah , aku tidak pernah tahu kemana ibu pergi meninggalkan aku dan ayah. kata ayah, ibu pergi meninggalkan ku dulu karena tak sanggup hidup dengan kemiskinan.
Ayah harus membanting tulang menjadi kuli pasar untuk menyekolahkan ku sehingga aku bisa meraih gelar sarjana.memang, tak mudah untuk menjadi seorang ayah juga ibu bagi anaknya. namun, ayahku mampu melakukan tugasnya sebagai ayah dan juga ibu sehingga aku bisa berdiri sekarang.
bekerja di sebuah perusahaan adalah keinginan ku, aku melamar pekerjaan di sebuah perusahaan PT jaya Abadi di bagaimana divisi management dan aku di terima di kantor PT jaya Abadi.
***** *****
Matahari mulai menampakkan sinarnya, aku berangkat ke kantor lebih awai dari biasanya karena ada beberapa berkas yang belum aku selesaikan. Di dalam perjalanan menuju kantor, aku melihat seseorang yang mirip dengan Devan kekasih ku sedang berjalan dengan perempuan lain.
" Ahh tidak mungkin itu devan.mungkin saja hanya mirip." batinku.
ku buang pikiran negatif yang menjalarkan ke dalam benakku.sesampai di kantor, aku turun dan langsung duduk di meja kerja ku.
" Azel, tadi ada yang nitip ini untuk kamu." ucap Lisa sahabat ku .
" siapa...?" tanya ku penasaran . tumben, ada orang yang kirim sesuatu langsung ke kantor.
" Entah, aku juga gak tahu. kamu yang sabar ya , Zel." mungkin Devan bukan yang terbaik untuk kamu ." ujar Lisa sambil mengelus bahu ku, aku yang tidak tahu apa-apa sedikit bingung dengan omongan Lisa .
" kamu ngomong apaan sih ,Lis. sabar apaan, Devan itu yang terbaik untuk ku dan 2 bulan kami akan menikah." ujar tersenyum membayangkan pernikahan yang mewah bersama devan kekasih ku . kami saling mencintai satu sama lain .
" nanti kami juga akan tahu sendiri. Nih, titipan tadi." ujar Lisa memberikan sebuah undangan mewah berwarna gold . aku membuka undangan tersebut untuk membaca undangan dari siapa.
bagaikan di hantam palu dogam, aku terduduk di meja kerja ku. aku tidak percaya kalau Devan akan menghianati cinta ini, ternyata surat undangan itu surat undangan pernikahan Devan. tapi siapa yang memberikan batinku.
ku buka surat undangan itu secara perlahan, menguatkan diri untuk melihat siapa wanita yang dinikahi Devan. ku hapus air mata yang mulai mengembun , mencoba mencari kekuatan di dalam diri ini.
ku baca nama perempuan yang akan menikahi dengan Devan.
" Azel, tolong keruangan saya sekarang." panggil pak raja direktur di tempatku bekerja.
ku hapus air mata tergesa-gesa lalu memasuki ruangan pak raja.
" permisi pak? ada yang bisa saya bantu." tanya ku, selama ini pak raja tidak pernah memanggil selain pekerjaan tapi hari ini, beliau memanggil ku.
" maaf, ada apa ya pak ? kok saya di panggil." tanya ku penasaran. aku ingin sekali pulang, apalagi hatiku yang sedang kacau.
"saya mau kamu temenin saya besok keacara pernikahan teman saya." kata pak raja.
Apa, apa aku tidak salah dengar ? pak raja meminta aku untuk menemaninya ke pesta pernikahannya. Diihh, ke sambet apa pak raja. biasanya juga galak.
" kamu bisa tidak ?" tanya pak raja meninggikan sedikit suaranya.
begini yang tidak aku sukai pada pak raja, kalau tidak di turutin nanti aku bisa jadi di turunkan jabatannya jadi karyawan biasa.
" maaf pak , tapi saya besok juga harus ke pesta teman saya pak." ucap ku gugup . pak raja menatap ku dengan tajam,bikin jantung dedekan saja. aku jadi salah tingkah.
" kenapa bapak tatap saya seperti itu ?" tanya ku. pak raja mengalihkan pandangannya ke sisi lain lalu kembali menatap pada ku .
" saya tidak mau tahu, kamu harus ikut menemani saya ke pesta pernikahannya. saya tidak mau penolakan , sekarang kamu boleh keluar." ucap pak raja. aku hanya menelan ludah menatap matanya yang merah , aku keluar tanpa memberi jawaban pada pak raja.
"owh, ya pak . teman bapak yang nikah siapa namanya." tanya ku penan.
" Devan....?"
***. ****
apa ya hubungan Devan dan raja, kenapa nama merasa.