Kedua mataku memanas dengan napas memburu tak tertahankan. Rasanya teramat sakit ketika Bang Anton mengatakan kalimat itu. Aku tidak jadi pergi ke kamar Kiara melainkan ke salah satu kamar tamu di ujung ruangan.
Aku masuk, membanting pintu dan menguncinya dari dalam. Kemudian aku duduk di lantai bersandar pada ujung ranjang. Kutumpahkan semua air mataku di sana.
Sebenarnya siapa Agnes? Kenapa Bang Anton lebih peduli padanya ketimbang diriku? Awalnya aku memikirkan tentang Bang Anton dan Agnes, tapi lama kelamaan, pikiranku teralihkan pada rasa nyeri di bagian perut bawahku yang semakin lama semakin intens terasa.
"Mommy, apa Mommy ada di kamar?" Suara Kiara mengejutkanku.
Rasanya ingin menjawab tetapi tidak sanggup Karena perut yang terasa melilit. Aku mengatur nafas untuk bisa bicara menjawab teriakan Kiara.
"Mommy." Kiara terus pemanggil sambil mengetuk pintu.
"Iya Kak Mommy ada di sini sebentar ya Mommy pengen istirahat dulu," jawabku.