Akhirnya aku menemui Joe bersama dengan Arnold ke rumahnya. Untung saja Joe sedang ada di sana Dan tidak bertugas di rumah sakit. Aku senang karena setidaknya bisa mengobrol banyak dengan Joe karena ada banyak hal yang ingin aku tanyakan sekaligus ceritakan kepadanya.
Kami membawa tangan yang aku beli dari toko kesukaan gue seingatku. Semoga saja Joe masih suka dengan kue pai susu dan buah tersebut. Sesampainya di rumah Joe dia membukakan gerbang padahal ada security yang berjaga.
Joe langsung memeluk kuadrat seolah melepas Rindu. Kami kemudian masuk dan duduk di taman belakang. Rumahnya yang terlihat kecil di depan ternyata menyamping dengan posisi memanjang. Seperti cita-citanya yang pernah dia ceritakan kepadaku apa yang dia bikin pasti ujungnya estetik.
Gue nggak nyangka rumah lo sebagus ini Joy kataku.
"Kenapa emangnya jelek ya Dinda? Ya maksudnya orang sesuatu gitu?" Joe bertanya.
"Kan gue bilang tadi bagus masa gue ejek jelek sih," jawabku.