"Rahim kamu sudah diangkat Dinda."
Duniaku rasanya hancur setelah mendengar penjelasan dari dokter Frans. Belum siap kehilangan anak sekarang aku juga kehilangan mahkota yang paling dicintai setiap wanita. Rahimku dunia yang bisa melahirkan kehidupan kini sudah tiada.
Bagaimana aku menjalani hidup dengan rasa malu seperti sekarang. Tidak memiliki rahim seperti sebuah aib yang buruk untuk masyarakat kita. Aku memeriksa berkas operasi dan melihat tanda tangan Bang Anton sebagai pihak yang menyetujui operasi dan kuret.
"Maaf, kami harus melakukan prosedur itu karena membahayakan nyawa kamu," kata dokter Frans.
"Tapi dokter tidak mungkin saya tiba-tiba keguguran. Pasti ada penyebabnya bisa dokter jelaskan? Mungkin ada yang menaruh sesuatu di makanan saya supaya anak itu keluar," kataku.