Sesampainya di depan halaman rumah sakit. Kulihat Arnold sedang adu mulut dengan seorang pria yang entah siapa. Kami kemudian menghampirinya dan berusaha memisahkan Arnold dari pria tersebut. Kudengar mereka saling adu jotos membahas perlakuan si pria kepada wanita yang ada di antara mereka.
Saat sedang memperhatikan, perutku semakin terasa keram. Mungkin saja akibat tadi berlari menyusul Bang Anton yang buru-buru untuk menghampiri adiknya yang sedang berkelahi. Kiara melirik ke arahku dan dia menyelidiki curiga dari tatapannya yang mengintimidasi.
"Mommy kenapa? Sakit perutnya?" tanya Kiara.
"Tidak, nak. Mommy hanya kecapean saja," jawabku berbohong.
"Tapi, wajah Mommy terlihat meringis?" Kiara terus mencecarku.
"Tidak, Kak, sungguh, Mommy cuma kecapean saja berlari."
"Ya sudah, kalau begitu. Apa kita ke mobil saja supaya tidak melihat pertengkaran?" usulnya.
"Tidak apa-apa, kita di sini saja, Mommy khawatir kalau Om Arnold bikin ulah lagi."