Hari ini kami pergi ke tempat wisata membawa Darren yang baru resmi bergabung di keluarga. Untung saja Arnold mau menjadi baby sitter dadakan membantu suster 2 buntalan. Mereka tertawa riang berenang di air sungai yang mengalir, walaupun dingin, sepertinya mereka tidak peduli dan sangat puas.
Di antara batu besar, aku dan Bang Anton duduk berdua. Menatap ketiga anak kami yang baru ditambahkan satu, Darren. Rasanya hidup kami sudah sangat lengkap. Rasa lelah saat kemarin terus diuji, mulai hilang dari benakku yang selalu mengeluh.
"Kayaknya, di Garut enak ya, untuk masa tua kita," kata aku kepada Bang Anton.
"Iyalah, enak banget. Di sana kita udah punya rest area kedai bakso, apalagi kita nggak akan kekurangan, Din. Walaupun nanti pabrik akan diurus oleh orang lain," jawab bang Anton.
"Iya, kadang aku merasa capek hidup di kota, udah sumpek polusi udara. Tapi di kampung juga nggak ada sekolah internasional buat anak-anak."