Herlin dan Bang Anton melanjutkan obrolan di ruang belakang, aku langsung didorong oleh Erina dan pura-pura masuk mobil. Arnold juga keluar dari kamarnya setelah menjemput 2 buntalan, tadi aku minta dia untuk mengintip dari kamar keponakannya. Wajahnya tersenyum lebar sambil menatap padaku dan berjalan searah jarum jam.
"Mbak, thank you so much lo udah bikin Bang Anton ngaku,"' kata Arnold.
"Apa yang gue lakuin nggak ada apa-apanya, dibanding perjuangan lo Arnold," jawabku.
"Mbak, gue sekarang sadar. Apa kesalahan gue sama Bang Anton dan besok gua akan minta maaf."
"Terkadang hal sederhana menjadi besar, ketika tidak ada konfirmasi dari masing-masing ya kan," kataku.
"Iya, Abang gue nggak mau konfirmasi dan gue juga males. Akhirnya asumsi ini terus tumbuh, sampai kami saling membenci, pokoknya makasih banyak buat lo dan temen-temen lo yang udah punya ide untuk bikin Bang Anton ngaku. Ternyata dia kalah juga ya sama emak-emak." Arnol terkekeh pelan.