"Ya, katakan apa salahku? Dari kemarin kamu bilang tidak ada apa-apa, tapi kamu malah terus bersikap kasar. Aku juga manusia yang punya hati, Bang. Kamu nyakitin aku kalau seperti ini secara Aku kesal!" Aku sudah tak mampu menahan kekesalan.
"Mau sampai kapan kamu berhenti berpura-pura?" serunya membuatku tak mengerti.
"Pura-pura apa? Kamu bikin bingung, deh! To the point aja! Aku capek tahu!" paksaku padanya.
"Aku meminta kamu untuk membantu yang sedang Hilang Ingatan,tapi bukan berarti aku membiarkan kamu untuk jadi murahan!" kata Bang Anton tanpa tedeng aling-aling.
Aku hanya diam tidak mau menjawab lagi karena sudah seperti ini Bang Anton akan sulit mendengarkan. Air mata mengalir deras. Hanya itu yang menjadi jawaban dari rasa sakitku mendapat perlakuan dari Bang Anton.
"Air mata saja yang kamu jadikan senjata! Dasar perempuan menyebalkan!" seru Bang Anton menatap nyalang.