Keesokan harinya aku menemui Nona Caira di rumahnya, sayang sekali wanita itu tidak ada. Karena banyak urusan, aku lupa tidak meminta nomor telepon pribadinya dan hanya memiliki nomor kantor. Akhirnya aku kembali ke kantor dan bekerja sambil menelpon Danisya.
Setelah melihat raut wajah sedihku, Danisya baru percaya kalau Joe hilang ingatan. Aku juga menyebut nama Bang Anton, sebab Bang Anton yang memintaku untuk membantu Joe sadar dari ingatan yang hilang.
"Dinda, sebenarnya lo curiga nggak sih sama si Anton?" tanya Danisya.
"Curiga apa sih lo? Jangan bikin gua over thinking deh, sama suka kadang-kadang ya ini istrinya orang tuh kalau bercanda."
"Hai Dinda, used your logical brain."
Astaga, dia mulai mengeluarkan bahasa Inggrisnya yang kacau lagi aku memutar bola mata malas.
"What I do," sahutku.