207
"Aku mohon hentikan mereka," kata Mas Denis memelas kepada Bang Anton.
"Kamu pikir aku tidak akan selesaikan ini, Denis. Jangan Kkmu kira aku akan diam saja, ketika harga diri Istriku kamu koyak dan kamu hancurkan kehormatannya," balas Bang Anton dengan nada sengit. Pria itu kemudian mengulurkan tangannya padaku.
Aku terperangah melihat tindakan Bang Anton, tapi tidak ada raut bercanda dari wajahnya. Aku langsung menyambut tangannya pria itu kemudian menarikku ke dalam pelukannya.
"Bukankah aku sudah pernah bilang sama kamu. Jika kamu tidak bisa membahagiakan Dinda, maka akan ada pria lain yang bisa membahagiakan nya bukan?" kata Bang Anton.
Mas Denis hanya tertunduk lesu, aku juga tiba-tiba teringat pada ucapan Bang Anton soal itu. Ketika kami bertemu pertama kalinya di rumah lama saat acara syukuran.