202
Ketika tengah malam aku terbangun dari tidur karena perasaan yang gelisah. Entah kenapa tiba-tiba saja bayangan menakutkan melintas di pikiran. Aku takut kalau Mas Denis melakukan sesuatu yang nekat untuk menyakiti Bang Anton, apalagi Mami setelah nanti dia tahu kalau kami sudah menikah Siri.
Bagaimana caranya menghilangkan trauma yang terus menghantui pikiran, aku sendiri ingin melawannya tapi rasa takut terus membelenggu jiwa. Haruskah aku pergi ke luar negeri, mengingat apa yang dikatakan Mas Denis tadi, kalau dia akan terus menggangguku selama aku berada di sini.
"Kenapa belum tidur Dinda tanda tanya?" Bang Anton berdiri di belakangku.
"Loh, kok, Bang Anton bangun? Iya Bang, aku tadi mimpi jadi kaget Bang," jawabku.
"Oh begitu, Apa kamu masih mikirin omongannya si Denis?"
"Nggak Bang tapi emang pikiran aku yang connect terus ke sana kayak ngeri aja sih," kataku.