201
"Jaga bicaramu!" Mas Denis tiba-tiba bangkit lalu mencekik leherku.
"Lepasin! Mas! Sakit!" teriakku berusaha melepaskan tangannya dari leherku.
"Kamu ada apa dengan si Anton, hah?!"
Degh! Jantungku berdebar kencang, kenapa dia menanyakan soal Bang Anton. Apa jangan-jangan dia tahu soal pernikahan kami yang dilaksanakan secara senyap.
"Maksud-- kamu, apa, Mas? Uhuk, uhuk." Tenggorokanku semakin berat terasa, Mas Denis mengencangkan cekikannya di leherku.
"Oh jadi kamu nggak pulang tuh ada disini sama pelakor itu!" suara Aisyah membuat Mas Denis melonggarkan tangannya.
Sontak pria itu berdiri kemudian melirik kearah suara Aisha yang sedang berjalan terburu-buru menghampiri kami. Dibelakangnya ada Bang Anton yang ikut serta, aku terkejut karena kedatangan mereka bersamaan. Aisha langsung menghampiriku lalu menarik mantel tebal dari tubuhku. Dia hampir menjambak rambutku, tapi Mas Denis mencegah.