175
Lega rasanya hati setelah melihat Pak Anton dibebaskan dari penjara. Semua bisa aku saksikan lewat siaran televisi di rumah Ambu. Walaupun terbilang berada di perkampungan, tapi Ambu tidak ketinggalan untuk soal teknologi.
Terlihat di layar wajah Pak Anton biasa saja. Berbeda dengan Mas Denis yang terus tersenyum lebar. Berita kebebasan Mas Anton tidak begitu heboh, berbeda dengan berita perselingkuhan kami yang dihembuskan oleh Mas Denis. Aku menahan rasa sakit, karena telah menjatuhkan harga diri sendiri.
Dengan santainya Mas Denis melakukan pencitraan, seolah dia yang tersakiti olehku. Semua kejahatannya dibantah dengan mudah, serangan yang kulakukan dibalikkan menjadi tudingan dengan narasi sangat kejam. Dia melanggar surat perjanjian yang kami buat.
Terdengar di luar suara ribut ibu-ibu sedang membicarakan Mas Denis. Karena penasaran aku merapatkan badan ke bilik bambu. Mereka sedang bergosip di bale-bale rumah Ambu. Aku sedikit mengintip dari lobang kecil di sana.