168
"Wanita jalang, kau sekarang berani menggoda suamiku?" sengit Aisha.
"Atas dasar apalagi anda menuduh saya?" tanyaku balik.
Sial sekali bertemu Aisha, karena ban mobilku pecah, akhirnya aku mampir di sebuah bengkel yang dekat dengan supermarket. Namun, tak disangka di sana aku bertemu dengan adik maduku itu. Tanpa sebab yang jelas, Aisha menyerangku dengan perkataan kasar.
"Kau, pantas saja suamiku berubah. Itu semua gara-gara kau, cantik juga tidak tapi sok elegant sekali!" seru Aisha.
"Saya tidak mengerti yang anda katakan, Bu."
"Kau masih pura-pura bodoh? Kau pikir apa aku tidak tahu, Mas Denis menjenguk kamu di rumah sakit? Hah!"
"Apa salahnya Mbak? Kita teman bisnis, suatu hal yang wajar kalau dia berempati pada saya," jawabku.
