148--
"Apa yang anda katakan, mungkin itu yang anda pikirkan terhadap orang lain," kataku pada Aisha.
"Tebakan yang sok tahu. Oke, sorry ya saya nggak ada waktu temani kalian. Selamat menikmati makanan mahal di rumah kami," ucap Aisha lalu bangkit meninggalkan meja makan.
"Maafkan sikap istri saya, terkadang dia memang seperti itu," kata Mas Denis.
"Tidak apa-apa Pak, sudah biasa kok bertemu orang seperti itu. Yah, bahkan yang tidak berhati juga banyak," kataku pada Mas Denis.
Joe melirik padaku, dibawah meja makan ia memegang tanganku erat. Matanya mengedip memberikan isyarat, mungkin Joe merasakan amarah dalam nada bicaraku pada Mas Denis.
"Namanya juga manusia, beragam karakter di dunia ini. Tidak ada yang bisa ditebak, Mbak Yanda," sahutnya.
"Yah jangankan kolega dalam segala aspek. Pasangan saja bisa berkhianat pada kita, Pak," jawabku sengaja menyindirnya.
"Memang tidak ada yang tulus di dunia ini. Apalagi di jaman sekarang, ketulusan cuma omong belaka," kata Mas Denis.