117
"Pak anton? Memang apa yang dia katakan?" tanyaku.
"Dinda! Jangan dekati dia!" Dari belakang terdengar suara Pak Anton berteriak.
Sontak aku terkejut dan menoleh ke belakang, Pak Anton terlihat berlari ke arahku. Namun, tiba-tiba Bu Hervina menarikku lalu menaruh pisau di leherku. Badan langsung lemas seketika, Pak Anton menghentikan langkahnya.
"Lepaskan dia Hervina!" bentak Pak Anton.
"Diam kamu Anton, berikan gajiku sekaligus pesangon!" balas Bu Hervina balik membentak Pak Anton.
"Enak aja kamu, sudah berbuat nista. Malah kamu yang mau menang!" seru Pak Anton.
"Jangan memutar balikkan fakta Anton, kau yang sudah melecehkanku. Tapi kau yang memfitnahku," jawab Bu Hervina.
"Apa kau mau membantah bukti CCTV!" seru Pak Anton.
Diantara keributan mereka berdua, aku jadi bingung harus percaya pada siapa. Kedua-duanya saling membela diri dan menyalahkan. Keterangan Bu Hervina beru bah-ubah, berbeda dengan Pak Anton yang tetap konsisten.