116
"Baiklah, saya mengerti Pak. Saya akan menutup akses komunikasi. Tapi, jika boleh saya berikan saran, pesangon tetap harus diberikan pada Bu Hervina," kataku setelah mendengar semua penjelasan Pak Anton.
"Tapi, dia sudah mencoreng perusahaan ini, Dinda," jawab Pak Anton dengan nada tinggi.
"Maaf, Pak, saya cuma bisa ingatkan saja. Pisahkan antara jasa dan perbuatan, jangan sampai apa yang benar, nantinya malah menjadi salah," kataku.
Pak Anton nampak berpikir, tangannya memainkan sendok. "Baiklah, saya ikuti saran kamu, Dinda. Berikan pesangon segera, saya sudah tidak mau melihat mukanya lagi," ujarnya.
"Baik, saya akan siapkan, Pak," sahutku.
"Urus secepatnya Dinda, tunda saja pekerjaan lain," titah pria bermata sipit itu.
"Baik, Pak," jawabku.