114√
"Apa, Mas?" tanyaku.
"Sudahlah, jangan kita bahas dulu Dek. Sekarang, kamu makan ya, kalau memang nanti malam mau pulang," jawab Mas Denis tersenyum lebar.
"Iya Mas." Terpaksa aku tidak meneruskan pertanyaan lagi, karena Mas Denis tidak mau menjawabnya.
Setelah makan siang, Mas Denis kembali pamitan pulang ke kantor. Meski hanya sebentar saja, hatiku sedikit terhibur karena pengorbanannya. Saat sedang membuka hp, aku melihat lagi berkas pemeriksaan Mas Denis.
Pantas saja dia takut saat aku menyebutkan hormon, karena penyebab dirinya mandul adalah masalah hormon. Tapi anehnya malam itu, dia begitu bergairah menggauliku. Apakah hormon dan gairah ada hubungannya?
"Aku harus menanyakan ini pada Joe.
****
Malam hari Mas Denis menjemputku ke rumah sakit, sepanjang perjalanan dia hanya terdiam. Aku merasa aneh karena Mas Denis tidak seperti biasanya. Aku juga tidak berani bertanya, perlahan tanganku mengulur mengusap punggung tangannya dan Mas Denis cuma tersenyum lebar.