Rumah sakit sudah hampir dekat, tapi Pak Anton masih belum menampakkan tanda-tanda akan turun dari mobil. Walau posisinya berada di kursi belakang, tetap saja rasanya tidak enak. Aku melirik padanya dan berharap Pak Anton paham.
Tapi pria itu masih saja diam dan sibuk dengan ponselnya. Ponselku terasa bergetar, aku segera meraih benda tersebut dan melihat layar. Mas Denis menelponku, langsung saja kuminta Pak Anton untuk diam.
"Ya Mas," jawabku.
"Dinda, kamu jadi ke rumah sakit siang ini?" tanya Mas Denis.
"Jadi, ini sudah dekat rumah sakit."
"Oh ya udah kalau gitu aku lega. Aku mungkin baru bisa malam datang ke sana."
Demi mendengar yang disampaikan Mas Denis, rasanya hatiku sangat lega.
"Oh gitu, ya udah Mas."
"Tolong jagain Aisha, aku hutang budi sama kamu."
"Apa keluarga Aisha sudah dikasih tahu?"
"Sudah, tapi kan, mereka lagi liburan di luar negeri."
"Oh, ya sudah Mas."
"I love you sayang."
"Sama-sama."