Ternyata Mami beneran minta pulang karena bosan di rumah sakit. Karena keadaannya stabil, Mami diperbolehkan pulang oleh dokter. Wanita itu memintaku menjemput, karena tahu katanya Pak Anton akan sibuk mengurus administrasi.
"Dinda, makasih ya nak. Sudah mau bantuin Anton hari ini," ucap Mami.
Saat ini kami masih ada di dalam mobil dan dalam perjalanan menuju rumah. Dalam mobil ini ada kami bertiga, aku, Pak Anton, dan Mami. Sementara mobilku dibawa Pak Yusuf seperti biasa.
"Sama-sama Mami, tolong jangan seperti ini aku malu," kataku.
"Malu kenapa toh, Mami bilang makasih aja."
"Iya, karena Mami mengucapkan hal itu. Padahal yang Dinda lakukan, tidak seberapa berharganya." Mataku menatap Mami lekat.
"Jangan seperti itu, tenaga juga berharga, Dinda. Kalau tidak ada kamu, Mami paling cuma duduk sendirian nunggu Anton selesai urus administrasi. Siapa yang dorong kursi roda Mami?"