Aku berlari mengejar Fitri yang sedang mendorong stroller Kiara. Fitri terlihat buru-buru menyusul Mas Denis dan Aisha. Saat semakin dekat dengan gadis itu, kian terlihat jelas wajah pucatnya. Aku menepuk bahu Fitri, gadis itu berbalik dan terkejut melihatku.
"Bu Dinda ada di sini," ucap Fitri parau.
"Jangan bicara apapun, nanti Mas Denis dengar," kataku.
"Ya Bu, saya tidak akan teriak atau bilang apapun," jawab Fitri, nampak dari matanya gadis itu terlihat sangat berbinar bahagia.
Kulirik Kiara yang sedang tidur di stroller, hatiku luluh melihat anak itu. Aku merunduk lalu mengusap wajah Kiara. Anak itu menggeliat manja, seakan merasakan kehadiranku. Tidak terasa air mata mengalir deras menatap Kiara yang sangat aku rindukan.
"Bu, kapan pulang ke rumah? Rasanya rumah berbeda ketika tidak ada Bu Dinda," kata Fitri.
"Jangan pernah mengharap saya kembali, Fit. Karena saya sendiri tidak tahu," jawabku.
"Sejak nggak ada Bu Dinda, Kiara juga kaya kehilangan sesuatu."