Beberapa saat aku terdiam sebelum menjawab permintaan dari Pak Anton. Pantaskah keluar rumah tanpa meminta izin pada Mas Denis yang masih menjadi suamiku. Tapi di lain sisi hatiku mengatakan kalau aku harus pergi saja ke sana, karena tidak enak menolak Mami. Lagipula kami bertiga di luar ruangan terbuka di sebuah kafe.
"Saya tidak tahu Pak." Aku ingin mengatakan satu alasan, tapi kenapa mendadak tanganku tidak bisa mengetik apapun.
"Jangan menolak karena ini permintaan dari Mami, tolong datang ke Flora cafe Jam 9 malam nanti ya. Karena Mami ingin bertemu kamu, setelah menghadiri acara sosialita nya."
"Oke," balasku singkat.
Dasar Dinda bodoh! Kenapa harus mengiyakan kemauan Pak Anton. Bukankah saat ini kondisi sedang tidak baik-baik saja. Ada apa denganku sebetulnya. Kenapa aku tidak bisa menolak ajakan Pak Anton untuk pergi ke Flora kafe. Aku kesal pada diri sendiri.